Sanaa (ANTARA News/Reuters/AFP) - Yaman hari Kamis menuduh gerilyawan Syiah membunuh 11 orang, termasuk tiga polisi, dalam serangan terhadap konvoi yang membawa makanan bagi pasukan pemerintah di wilayah utara negara itu.

Situs berita kementerian dalam negeri mengatakan, delapan dari mereka yang tewas adalah anggota suku pro-pemerintah yang membantu transportasi ke pusat provinsi perbukitan Saada, sebuah markas gerilyawan yang memusuhi pemerintah dalam perang sporadis sejak 2004.

Serangan itu merupakan salah satu pelanggaran terburuk gencatan senjata yang disetujui oleh pemerintah dan kelompok gerilya Syiah Houthi pada Februari.

Belum ada tanggapan dari kelompok gerilya tersebut di situs mereka atas laporan pemerintah mengenai serangan yang terjadi Rabu itu.

Gerilyawan Syiah dan pemerintah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri perang di kawasan utara pada Februari. Sejumlah gencatan senjata sebelumnya tidak berhasil ditegakkan.

Gencatan senjata yang mulai berlaku Jumat (12/2) itu merupakan upaya terakhir pemerintah untuk mengakhiri kekerasan bersenjata di wilayah utara yang telah menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan 250.000 orang mengungsi.

Juga Rabu, orang-orang bersenjata yang diduga gerilyawan Al-Qaeda melancarkan serangan serentak terhadap markas intelijen dan badan keamanan di kota Zinjibar, Yaman bagian selatan, menewaskan tiga polisi dan mencederai 11 orang, kata seorang pejabat keamanan.

Dua orang bersenjata tewas dan satu orang terluka dalam bentrokan, kata pejabat itu.

Menurut pejabat tersebut, sekitar 20 orang bersenjata melancarkan serangan-serangan itu, yang diduga didalangi oleh Al-Qaeda.

Situs berita kementerian pertahanan 26sep.net mengutip sumber-sumber setempat yang mengatakan, "lebih dari 20 teroris Al-Qaeda" terlibat dalam serangan itu.

Kelompok Al-Qaeda sebelumnya mengakui bertanggung jawab atas serangan mematikan pada Juni terhadap markas intelijen di kota pelabuhan Aden, Yaman bagian selatan.

"Brigade Jamil Nasser al-Ambari menyerang markas besar intelijen di Aden, yang menewaskan tidak kurang dari 24 perwira dan prajurit," kata cabang Al-Qaeda Yaman dalam sebuah pernyataan, Minggu (11/7).

Para pejabat di Yaman menyatakan bahwa 11 orang, yang mencakup tujuh personel militer, tiga wanita dan seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, tewas dalam serangan itu.

Pernyatan kelompok Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) juga menolak klaim pemerintah bahwa tersangka dalang serangan itu telah ditangkap, dengan mengatakan bahwa Goudol Mohammed Ali Naji tidak memiliki kaitan dengan serangan tersebut.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

.(M014/K004))

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010