Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic berharap para pemain tidak diwajibkan menerima vaksin COVID-19 sebagai syarat berkompetisi pada sirkuit ATP, dan kebebasan memilih tetap harus didukung.
ATP pada awal bulan ini merilis panduan baru yang menyebutkan bahwa para pemain yang telah divaksinasi tidak akan dikategorikan sebagai kontak erat pasien COVID-19. Badan penyelenggara tur tenis pria tersebut juga telah mengeluarkan daftar pengecualian para pemain yang telah disuntik vaksin.
Tak hanya ATP, badan tenis wanita WTA juga mendorong agar seluruh pemain segera mendapat suntikan vaksin COVID-19 jika memang vaksinnya tersedia.
Baca juga: Djokovic sebut bermain di Beograde lebih emosional
Baca juga: Djokovic kecewa berat setelah dikalahkan Evans di 16 besar Monte Carlo
Namun, Djokovic mengatakan pilihan vaksin hingga kini sudah beragam, tetapi hanya sedikit informasi mengenai kewajiban menerima vaksin COVID-19.
“Saya tidak berpikir vaksin COVID-19 akan diwajibkan. Saya berharap tidak demikian karena saya selalu percaya bahwa setiap orang memiliki kebebasan memilih,” kata Djokovic dikutip Reuters, Sabtu.
“Saya tidak akan memberi tahu keputusan saya akan divaksin atau tidak karena itu keputusan pribadi. Dan saya tidak mau datang bertanding sebagai pemain yang pro atau kontra terhadap vaksin, yang selama ini media bicarakan.”
“Saya tidak mau dilabel sebagai seseorang yang menentang atau mendukung vaksin. Saya tidak akan menjawab pertanyaan itu,” pungkas dia.
Djokovic, yang dinyatakan positif COVID-19 tahun lalu, sebelumnya menyatakan bahwa dia menolak vaksinasi. Ia juga berharap tidak dipaksa untuk menerima vaksin agar diizinkan bepergian ke luar negeri.
Baca juga: Nadal dan Djokovic rindu kehadiran penggemar di stadion
Baca juga: Djokovic puji penampilan Sinner di Monte Carlo
Baca juga: Djokovic tarik diri dari Miami Open, habiskan waktu bersama keluarga
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021