Direktur Bisnis Regional PLN Wilayah Timur Syamsul Huda dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan larangan ekspor mineral mentah dalam Undang-Undang Minerba membuat banyak perusahaan tambang membangun smelter, termasuk di Sulawesi yang kaya dengan sumber daya nikel.
Baca juga: PLN siap pasok kebutuhan listrik industri smelter di Sulawesi
Kelima pelanggan yang telah mendapatkan listrik dari PLN, yaitu PT Citra Palu Mineral, PT Sulawesi Resources di Sulawesi Tengah, PT Meares Soputan Mining, PT J Resource Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara dan PT Huadi Nickel Alloy Indonesia di Sulawesi Selatan.
Setelah itu, PLN juga akan mengalirkan listrik ke enam smelter lainnya dengan daya 738 megavolt amphere melalui Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik.
Adapun keenam smelter yang telah menandatangani kontrak pembelian listrik adalah PT Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Baca juga: WIKA akan investasi smelter nikel pada 2022
Saat ini, perseroan telah memenuhi semua kebutuhan listrik untuk masyarakat di Sulawesi. Bahkan, dua sistem kelistrikan mengalami surplus di Sulawesi Tengah.
Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan tercatat memiliki cadangan daya sebesar 664 megawatt. Adapun sistem kelistrikan di Sulawesi Utara serta Gorontalo memiliki cadangan daya sebesar 280 megawatt.
"Kami berharap antara PLN dan industri smelter bisa saling bersinergi menciptakan lapangan kerja serta mendorong roda perekonomian nasional, khususnya di Sulawesi," kata Huda.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021