konsep pemanduan secara elektronik /e-pilotage yang dapat dilaksanakan di Indonesia ...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan melakukan uji coba tahap II penerapan electronic pilotage (e-pilotage) service di perairan Indonesia untuk menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya uji coba tersebut.
"Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselenggaranya acara test bed e-pilotage kali ini," kata Hengki dalam pernyataan pers di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kemenhub perbaharui sistem pendidikan PIP Makassar
Hengki mengatakan uji coba ini bertujuan untuk mendapatkan masukan serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan pemanduan secara elektronik berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengoptimalkan peran dari VTS.
Ia menjelaskan konsep pemanduan secara elektronik /e-pilotage yang dapat dilaksanakan di Indonesia pada dasarnya merupakan pemanduan yang dilaksanakan oleh pandu dengan menggunakan dan memanfaatkan VTS sebagai sarana bantu pemanduan.
"Diharapkan dengan dilaksanakannya e-pilotage tersebut dapat menunjukkan komitmen Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan inovasi guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, sesuai dengan ketentuan internasional yang berlaku serta berdasarkan praktek dan implementasi yang telah dilaksanakan oleh negara-negara terkait," ujarnya.
Baca juga: Kemenhub resmikan GeNose sebagai syarat penumpang di Tanjung Perak
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disnav Kelas I Surabaya, Imam Hambali mengatakan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat menjadi acuan untuk mendukung kegiatan test bed guna meningkatkan pelayanan terkait keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di alur pelayaran barat Surabaya, sehingga diharapkan kapal – kapal yang bernavigasi dari atau keluar dari Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya dapat berlayar dengan aman.
"Kami diberi amanat untuk melaksanakan kegiatan ini, melalui stasiun VTS Surabaya kapal akan dipandu secara elektronik, dari tanda pengenal MPMT atau Outerbuoy hingga menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. lebih dari itu, dalam kegiatan e-pilotage diperlukan beberapa unsur untuk mendukung kegiatan bernavigasi terutama di alur pelayaran Barat Surabaya, diperlukan kerja sama yang baik antara stake holder dan pengguna jasa agar terciptanya zero accident," kata Imam.
E-pilotage service merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kenavigasian kepada masyarakat dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang kian berkembang pesat, termasuk teknologi keselamatan pelayaran terutama di bidang kenavigasian.
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Timur, di mana akses keluar masuk pelabuhan melalui alur pelayaran Barat Surabaya dan alur pelayaran Timur Surabaya. Jumlah kapal yang melewati APBS ± 150 kapal yang terdeteksi melalui AIS dan juga terdapat beberapa lokasi kritis yang terletak di APBS.
Pelaksanaan test bed/uji coba e-pilotage melalui Stasiun VTS telah diprogramkan untuk dilaksanakan dalam 5 (lima) tahap yaitu tahapan persiapan terkait sarana dan prasarana serta sumber daya manusia, tahap uji coba/test bed, tahapan evaluasi test bed, tahap penyiapan regulasi dan tahapan regulasi.
Uji coba dilakukan dengan mengacu pada ketentuan International Maritime Organization (IMO) di mana tetap ada pembagian tanggung jawab antara pandu dan operator VTS.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021