"Pemanfaatan energi panas bumi ini tidak hanya menghemat anggaran belanja KBRI, tapi juga meningkatkan citra positif Indonesia di mata masyarakat Finlandia. Keduanya sama-sama mendukung upaya pelestarian alam di dunia," ujar Duta Besar RI untuk Finlandia dan Estonia, Ratu Silvy Gayatri, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
KBRI Helsinki telah memanfaatkan teknologi geothermal dari bawah tanah tempat gedung KBRI Helsinki berada dengan sistem itu akan memberikan panas ke seluruh ruangan kantor saat musim dingin. Sebaliknya, secara otomatis sistem ini akan menyejukkan ruangan pada musim panas.
Sebelum memakai panas bumi, KBRI Helsinki menggunakan oli untuk memperoleh energi panas di musim dingin yang tidak ramah lingkungan karena oli berasal dari bahan yang tidak dapat diperbaharui.
Baca juga: Peneliti: Pengembangan energi terbarukan harus melihat aspek geografis
Selain itu, pemakaian oli membuat KBRI Helsinki mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, yaitu sekitar 20.000 euro atau sekitar Rp349 juta per tahun di musim panas. Biaya itu membengkak ketika musim dingin datang dengan pemakaian oli yang semakin banyak.
Penggunaan geothermal menghemat pengeluaran tersebut selain lebih ramah lingkungan untuk jangka panjang.
Selain panas bumi, KBRI Helsinki juga menerapkan sistem sensor bagi pencahayaan ruangan di mana lampu hanya akan menyala apabila terdapat benda yang bergerak dalam ruangan.
Gedung KBRI Helsinki juga menyatu dengan lanskap alam sekitar yang memiliki kontur berbukit dan dibangun dengan banyak kubah kecil atau skylight untuk memperbanyak masuknya cahaya matahari dan mengurangi pemakaian listrik untuk penerangan.
KBRI Helsinki juga memiliki slot untuk mobil listrik di area parkirnya yang mempermudah mengisi daya.
Semua inisiatif itu merupakan bentuk dukungan KBRI Helsinki akan kebijakan Indonesia mengembangkan baterai listrik dan melestarikan lingkungan.
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah turunkan biaya listrik panas bumi
Baca juga: Anak usaha PLN gandeng Pertamina kembangkan energi panas bumi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021