"Untuk saat ini diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, memang tidak semua kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat.
Ia mengatakan dari proses pencarian yang dilakukan oleh KRI Rimau yang nantinya akan diperkuat dengan KRI-KRI lain, yang memang bisa mendeteksi di mana titik keberadaan kapalnya.
Baca juga: Panglima TNI kembali ikut pencarian KRI Nanggala dari KRI Suharso
Baca juga: Kapuspen: KRI Rimau deteksi titik magnet kuat di perairan utara Bali
Sementara itu, menanggapi terkait dengan kemampuan oksigen dalam kapal yang bertahan 72 jam hingga Sabtu (24/04), Kapuspen mengatakan dalam proses pencarian ini melalui tahapan sublock, submiss dan subsar.
"Saat ini kita masih ada di posisi submiss ya, jadi istilahnya hilang posisinya, karena ini teknis, saya belum tanyakan sampai ke situ ya. Kita upayakan saja dulu, dan tidak bisa memberikan spekulasi terkait itu, dengan batal waktu sampai besok. Dan kita maksimalkan hari ini untuk segera bisa menangkap posisi-posisi," tutur-nya.
Kapuspen mengatakan hingga saat ini sudah ada 21 KRI yang dikerahkan dalam pencarian KRI Nanggala dan empat kapal bantuan dari kepolisian.
Baca juga: TNI kerahkan 21 KRI dalam pencarian KRI Nanggala
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021