Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang para atlet melakukan segala macam aksi protes selama gelaran Olimpiade 2020 Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi dari komisi atlet IOC. Selain itu, hasil jajak pendapat juga menunjukkan lebih dari dua per tiga dari total 3.547 atlet menyatakan “tidaklah pantas untuk memperlihatkan atau mengekspresikan pandangan mereka” di podium kemenangan, lapangan pertandingan atau saat upacara-upacara resmi.
“Mayoritas atlet tidak merasa bahwa mengekspresikan pandangan individu selama upacara pembukaan, di podium atau pertandingan merupakan tindakan yang tak pantas,” kata IOC dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP, Kamis.
“Responden lebih meyakini bahwa atlet bisa menunjukkan pandangannya kepada media, dalam konferensi pers dan area mixed zone.”
Baca juga: Pelatihan relawan Olimpiade Tokyo dimulai
Baca juga: Jepang pertimbangkan atlet Olimpiade bawa stimulan medis
Keputusan tersebut juga telah sesuai dengan aturan dalam Piagam Olimpiade yang melarang “demonstrasi atau melakukan propaganda politik, agama atau rasial.”
Di antara rekomendasi yang dihasilkan, agenda Olimpiade akan mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan non-diskrimasi dengan menyerukan kata-kata seperti perdamaian, solidaritas dan kesetaraan.
Larangan tersebut bisa saja memunculkan pertentangan mengingat maraknya sikap “berlutut" dan mengangkat tangan pada beberapa ajang olahraga sebagai dukungan terhadap gerakan Black Lives Matters.
Meski ada aturan tertulis soal larangan protes di Olimpiade, Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat telah berjanji tidak akan menjatuhkan sanksi kepada para atletnya yang ingin menunjukkan bentuk penghormatannya di Tokyo sebagai bentuk dukungan terhadap isu rasial dan keadilan sosial.
Baca juga: Presiden IOC dukung pemberlakuan keadaan darurat di Tokyo
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade laporkan kasus COVID-19 pertama di kirab obor
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo tunda keputusan batasan jumlah penonton
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021