"Koleksi itu masuk dalam jenis numusmatika yaitu mata uang atau sejenisnya yang berlaku sebagai alat tukar masa itu," kata Kepala Museum Negeri Bengkulu Ahadin, Selasa.
Benda tersebut mempunyai empat nama yaitu gulden, florin, rupiah dan sen, yang memiliki nilai sejarah berbeda dan tahun pengeluaran.
Ia menjelaskan untuk mata uang jenis gulden sebanyak 13 buah, florin 31 buah, rupiai 54 buah, dan sen satu buah. Benda yang mempunya nilai sejarah dari tahun emisinya yakni mata uang jenis gulden dengan emisi 1833 oleh Belanda.
Koleksi gulden sebanyak itu yang bahannya terbuat dari perak hanya dua keping masing tahun 1833 dan 1853, sedangkan yang lain terbuat dari kertas.
Benda jenis mata uang gulden terbuat dari bahan perak dengan diameter 3,5 cm ketebalan 0,45 cm serta beratnya 40 gram.
Sementara koleksi jenis tanda jasa, lambang, pangkat resmi, dan lainnya seperti cap serta stempel masuk pada jenis heraldika yang juga ada di koleksi museum setempat.
Benda bersejarah di museum setempat terdapat 6.070 benda peninggalan sejarah lainnya.
Namun jumlah koleksi sebanyak itu belum meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini, hingga sektor wisata museum masih perlu ditingkatkan lagi ke tengah masyarakat.
Ia mengatakan, diperlukan langka sosialisasi dengan memperbanyak brosur dan promosi melalui media lain, sehingga kunjungan wisata di daerah ini dapat menumbuhkan perekonomian daerah.
Selain itu pengetahuan sejarah perlu ditingkatkan bagi generasi muda untuk menumbuhkan rasa persatuan berbangsa dan bernegara. (PSO-150/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010