Jadi tumpahan minyak yang ditemukan itu ada dua kemungkinan, karena sampai sekarang kapalnya belum terdeteksi sehingga kemungkinan kemungkinan tersebut adalah yang pertama kemungkinan tangkinya mengalami keretakan sehingga bocor
Badung (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan keberadaan tumpahan minyak yang ditemukan di beberapa titik tersebut terjadi karena ada dua kemungkinan, salah satunya diduga karena tangki mengalami keretakan sehingga terjadi kebocoran.
"Jadi tumpahan minyak yang ditemukan itu ada dua kemungkinan, karena sampai sekarang kapalnya belum terdeteksi sehingga kemungkinan kemungkinan tersebut adalah yang pertama kemungkinan tangkinya mengalami keretakan sehingga bocor," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis.
Baca juga: Menhan: Kita akan modernisasi alutsista bagi TNI
Ia menjelaskan untuk kemungkinan pertama yaitu karena hingga saat ini kapalnya belum terdeteksi sehingga kemungkinan tangkinya mengalami keretakan sehingga bocor karena, kondisi black out masuk ke dalam terus dengan kedalaman kurang lebih 500-700 ini bisa retak.
Selanjutnya, kemungkinan kedua, yaitu apabila masih bisa melayang di kedalaman 50-100 kemungkinan ABK nya membuang bahan cair yang ada di kapal tersebut.
"Di situ ada oli dan ada minyak, dihembuskan dibuang dalam upaya ini untuk mengapungkan. Jadi untuk meringankan berat kapal tersebut sehingga bisa kondisinya bisa melayang. Ya jadi yang tumpahan minyak tadi ada dua kemungkinan," katanya.
Sebelumnya, Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad menjelaskan temuan-temuan terkait beredarnya pemberitaan tentang kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak. Ia menegaskan bahwa temuan ini tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dari KRI Nanggala.
Temuan pertama yang mengatakan ada penemuan tumpahan minyak dan solar di beberapa lokasi yang berbeda. Selain itu, terlihat visual pertama Heli Panter HS 4211 posisi 07 derajat, 49 menit 74 detik, lintang selatan 114 derajat, 50 menit 78 detik, bujur timur, radius 150 m.
"Kemudian katanya KAL Bawean yang juga menemukan tapi lokasi tidak dilaporkan selanjutnya KRI Raden Eddy Martadinata (REM) 331 melaporkan juga menemukan di posisi 07 derajat, 51 menit 92 detik, lintang selatan kemudian 114 derajat 5 menit 77 detik bujur timur area sama seluas kurang lebih 150 m," katanya.
Selanjutnya, temuan kedua terkait berita temuan minyak KRI REM 331 yang melaporkan secara lisan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Lalu kontak tersebut kemudian hilang.
Baca juga: Korea Selatan siap dukung pencarian KRI Nanggala, jika diminta
Baca juga: Pakar kelautan ITS analisa dugaan KRI Nanggala-402 hilang kontak
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021