sentimen tetap lemah dengan imbal hasil treasury jatuh
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, ditutup menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.520 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.530 per dolar AS.
"Gejolak infeksi virus corona, terutama di India, memperburuk prospek pemulihan global yang cepat, tetapi sentimen tetap lemah dengan imbal hasil treasury jatuh," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil obligasi AS terakhir terlihat di sekitar 1,56 persen, tidak jauh dari level terendah sejak pertengahan Maret, karena terus berkonsolidasi setelah mencapai level tertinggi selama 14 bulan terakhir di 1,78 persen yang dicapai pada akhir bulan lalu.
Pelaku pasar tampaknya telah berubah pikiran tentang pengetatan awal kebijakan moneter bank sentral AS The Fed.
Perhatian investor akan tertuju ke pertemuan pengaturan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) Kamis malam nanti, menjelang The Federal Reserve dan Bank Sentral Jepang (BoJ) minggu depan.
Presiden ECB Christine Lagarde kemungkinan akan tertekan pada pemikirannya tentang program pembelian obligasi bank sentral.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.513 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.513 per dolar AS hingga Rp14.535 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis menguat menjadi Rp14.530 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.549 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat, ditopang turunnya imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 11 poin
Baca juga: Rupiah ditutup melemah, dipicu sentimen naiknya kasus COVID-19
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021