Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron R Hume mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat terus berupaya untuk menekan risiko kecelakaan pesawat militer khususnya pesawat angkut berat C-130 Hercules.
"Kedutaan Amerika dengan TNI AU telah mengadakan berbagai upaya untuk menemukan cara mengurangi risiko kecelakaan penerbangan, dan melaksanakan program berkelanjutan yang dirancang untuk memperbaiki keamanan udara sesegera mungkin," katanya, di Jakarta, Selasa.
Berbicara pada pelepasan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara ke Oklahoma, Amerika Serikat, ia mengatakan, "Keberangkatan pesawat ini merupakan simbol bahwa hubungan militer antara Amerika dan Indonesia sangatlah erat dan kooperatif,".
Pesawat buatan tahun 80-an tersebut idealnya dipakai sekitar delapan tahun atau 3.000 jam terbang. Rencananya pesawat Hercules bernomor register A-1323 itu akan menjalani pemeliharaan berat selama enam bulan di hanggar fasilitas perusahaan ARINC Company, Oklahoma, AS.
"Di sana, pesawat akan dipreteli, diinspeksi, dan diperiksa kerusakan-kerusakannya," ungkap Hume.
Pada kesempatan yang sama Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Soekirno mengatakan, "Program pemeliharaan (Programmed Depot Maintenance/PDM) tersebut merupakan pemeliharaan tingkat berat untuk pesawat C-130 Hercules yang mengacu pada `technical order` yang dikeluarkan AS. Program ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah disepakati angkatan udara RI dan AS,".
Soekirno menambahkan, program pemeliharaan yang dibiayai dengan hibah AS itu bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara.
"Pengerjaan pemeliharaan itu akan dilangsungkan selama enam bulan, melibatkan 10 teknisi TNI Angkatan Udara dalam rangka alih teknologi. Ke-14 teknisi itu akan diberangkatkan besok9Rabu, red) ," kata Soekirno.
Ia menambahkan, hibah bagi pemeliharaan C-130 Hercules TNI Angkatan Udara akan dilakukan bertahap.
"Jika satu unit ini telah selesai dan berhasil ditingkatkan kemampuannya, maka dua unit pesawat angkut berat sejenis, juga akan menjalani pemeliharaan di Oklahoma," tutur Soekirno.(*)
(T.R018/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010