Cianjur (ANTARA News) - Kesenian "kuda kosong" menjadi daya tarik tersendiri pada helaran hari jadi ke-333 Kabupaten Cianjur (HJC), Jabar, Selasa, memukau ribuan pasang mata masyarakat Cianjur.
Setiap ruas jalan protokol yang dilalui arak-arakan peserta pawai dari berbagai elemen masyarakat dalam rangka memperingati hari jadi kota Cianjur itu, mencapai ribuan orang, dari berbagai pelosok kota.
Mereka ingin melihat langsung berbagai kesenian daerah khas Cianjur, terutama tradisi dan budaya khas Cianjur "kuda kosong".
Sosok kuda kosong merupakan bentuk penolakan Cianjur, menjadi kota jajahan Mataram tempo dulu. Dimana akhirnya Arya Wiratanu Datar pemimpin Cianjur, ketika itu, dihadiahi seekor kuda.
"Saya mah ingin lihat langsung `Kuda Kosong`, yang selalu menjadi ciri khas dalam setiap pawai," tutur Nani (46) warga Kecamatan Cibeber yang sengaja memboyong dua anaknya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, arak-arakan pawai HJC ke-333, diawali dari Lapang Jebrob, dimana orang nomor satu dan dua di Cianjur, memimpin rombongan.
Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh bersama isteri, Wakil Bupati Cianjur Dadang Sufianto beserta isteri, Ketua DPRD Cianjur Gatot Subroto beserta isteri, dan sejumlah unsur muspida, menaiki Kereta Kencana.
Sementara peserta lainnya, berjalan kaki mengikuti rute yang telah ditentukan sejauh kurang lebih 10 kilometer.
Ketua Panitia HJC ke-333, Tedi Artiawan mengatakan, mengatakan kegiatan pawai merupakan salah satu dari rangkaian acara HJC ke-333.
Pesertanya berasal dari tiap organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk kecamatan, unsur masyarakat, maupun pelajar tingkat SMP/SMA. "Jumlahnya mencapai ribuan orang," katanya.
Dia menuturkan, arak-arakan pawai ini, sengaja tidak menggunakan kendaraan bermotor. Alasannya, selain menyehatkan, hal tersebut dinilai lebih mendekatkan para pejabat di Cianjur dengan masyarakat.
Setiap peserta tidak hanya mengikuti pawai begitu saja, ujarnya, setiap peserta pawai akan dinilai tim penilai dan pemenangnya akan mendapatkan penghargaan.
Berbagai kesenian tradisional khas Cianjur ditampilkan dalam arak-arakan pawai. Misalnya, kesenian Kuda Renggong, Enggrang, dan kesenian tradisional lainnya.(K-FKR/Y008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010