Wonosobo (ANTARA News) - Sebanyak sembilan anak warga Desa Gondowulan, Kecamatan Kepil, di lereng Gunung Sumbing Kabupaten Wonosobo, Selasa, mengikuti upacara ruwat rambut gembel di pelataran goa Nyi Simpen di desa setempat.
Upacara ruwat tersebut diawali dengan ritual mengarak sembilan anak yang rambutnya akan dipotong tersebut dari batas desa menuju lokasi dengan menyusuri jalan berbatu, licin dan menanjak sekitar dua kilometer.
Puluhan kelompok kesenian dan ratusan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama mengiringi dibelakangnya.
Mereka yang dipotong rambutnya tersebut antara lain Sahal Nasukha (5), Friska (5), Ahmad abdul halim (5), Indri Dwi Astuti (7), Umi Aminah (6), Safriyono Yulianti (3), dan Nurjanah (4).
Setelah diarak mereka duduk di atas panggung yang terbuat dari daun dan ditunggui orang tuanya. Kemudian satu persatu dari mereka rambutnya dipotong oleh Bupati Wonosobo Kholiq Arif dan berturut-turut oleh unsur Muspida.
Camat Kepil, Kumpul Ahmad Salim mengatakan kegiatan tersebut untuk memperkenalkan budaya dan tempat wisata di Kecamatan Kepil. Potong rambut gembel merupakan tradisi yang dipertahankan oleh masyarakat.
Ia mengatakan, orang tua akan memenuhi permintaan dari anak yang akan dipotong rambutnya. Mereka ada yang meminta dibelikan kambing, televisi, ayam, dan mainan.
Menurut dia, banyaknya anak yang mengikuti upacara pemeotongan rambut merupakan suatu kebetulan ada beberapa anak yang meminta sehingga dikumpulkan dan dikemas sebagai kegiatan wisata.
"Sebenarnya ada 21 anak, namun karena orang tuanya belum bisa memenuhi permintaan anaknya sehingga ditunda," katanya.
Ia mengatakan, kepercayaan masyarakat setempat, rambut gembel sebagai bukti keturunan dari Kiai Toriq yang merupakan cikal-bakal warga Kecamatan Kepil. Rambut gembel perlu diruwat dengan dipotong untuk menghilangkan sial. "Kiai Toriq berambut gembel dengan berat 1,5 kuintal dan mempunyai kuku sepanjang satu meter," katanya.
Kholiq Arif mengatakan ritual ruwat rambut gembel secara fisik berguna bagi anak karena akan sehat dan dari sisi tradisi mengandung kearifan lokal sekaligus menjadi aset wisata yang bisa mendatangkan turis.
"Ruwat potong rambut gembel sebagai bukti bahwa masyarakat Kepil selalu melestarikan tradisi," katanya. (ANT/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010