"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menjamu Presiden Konfederasi Swiss Doris Leuthard sangat terkesan dengan penampilan seniman cilik asal Pulau Dewata," kata hubungan masyaraat (Humas) ISI Denpasar, Lia Susanthi, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, kehadiran ISI Denpasar pada acara jamuan dua kepala negara tersebut atas undangan langsung dari Presiden Yudhoyono.
Hal itu erat kaitannya dengan keberhasilan ISI Denpasar dalam menyajikan garapan oratorium "Anggada Duta" pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32 yang sempat disaksikan Presiden dan ibu negara 12 Juni 2010.
Saat para penari, penabuh dan pembina mendapat kesempatan foto bersama dengan Presiden dan ibu negara, Kepala Negara mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas suguhan Tari Pendet yang dibawakan secara apik oleh ISI Denpasar.
Ibu negara Ny. Ani Yodoyono sempat menanyakan "apakah penari Pendet ini juga ikut menari saat Oratorium Anggada Duta". Setelah mendapat penjelasan, bahwa semua penari pendet yang tampil kali ini juga pendukung garapan "Anggada Duta" saat pembukaan PKB.
Ibu negara Ny. Ani Yudhoyono menyampaikan, bahwa garapan ISI Denpasar "Anggada Duta" masih melekat dalam ingatannya, karena memiliki kesan dan pesan mendalam.
Presiden juga menyanjung dengan mengatakan bahwa "ISI Denpasar selalu bagus, tolong bina terus, kembangkan seni dan budaya Bali.
Pesan kepala negara itu tidak dapat dilupakan oleh para mahasiswa dan dosen ISI Denpasar, sekaligus menjadi dorongan bagi seniman Bali untuk mempertahankan seni budaya yang diwarisi secara turun temurun, ujar Lia Susanthi.
(T.I006/F002/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010