Jakarta (ANTARA News) - Resiko serangan penyakit Alzheimer di kalangan orang dewasa yang lebih tua dan sehat dapat dikenali dengan baik jauh sebelum gangguan kemampuan kognitif itu muncul.
Metode identifikasi tersebut melibatkan citra otak yang tidak normal ditambah dengan pemeriksaan susunan cairan yang mengelilingi urat nadi, kata beberapa peneliti di University of California di Davis (UC Davis).
"Temuan kami menunjukkan bahwa pola berbeda pencitraan dan penyimpangan biomarker dari orang dewasa tertentu mungkin menjadi tanda peringatan dini mengenai neurobiological pathology dan tanda awal penyakit Alzheimer`s," kata Laurel Beckett, profesor ilmu kesehatan masyarakat di UC Davis dan penulis utama studi itu.
"Pada saat orang didiagnosis terserang Alzheimer`s dengan menggunakan pemeriksaan kognitif, sudah ada banyak kerusakan otak. Kami harap pada masa depan berbagai metode yang menggabungkan pencitraan otak dan penilaian biomarker dapat mendorong kembali diagnosis," katanya.
"Pada saat yang sama mempelajari lebih banyak tentang mekanisme yang menyebabkan penyakit Alzheimer`s, jadi kami dapat mengembangkan pengobatan yang lebih baik," katanya.
Analisis studi tersebut, yang diterbitkan di dalam jurnal edisi terakhir Neurology of Aging, memilih satu kelompok yang lebih kecil mengenai orang dewasa yang sehat yang belakangan akan mengalami kemerosotan dalam penampilan memori yang khas tentang kemunculan awal penyakit Alzheimer`s, jauh sebelum yang dialami peserta lain dalam studi itu.
Untuk studi tersebut, para peneliti itu menggunakan data dari Alzheimer`s Disease Neuroimaging Initiative, yang memberi para peneliti akses ke pemeriksaan otak, data klinis dan hasil lain laboratorium dari cairan tulang belakang dan pemeriksaan darah dari lebih 500 orang dewasa yang lebih tua.
Beberapa peserta studi memulai dengan daftar bersih kesehatan kognitif, sebagian dengan kondisi sedang ketidak-seimbangan kognitif --kondisi yang seringkali menjadi pertanda kemunculan Alzheimer`s-- dan yang lain dengan kondisi sedang atau ringan penyakit Alzheimer`s.
Para peneliti tersebut menganalisis data dari 220 orang dewasa lebih tua yang normal dan telah menjalan "structural magnetic resonance imaging (MRI)" dan pemeriksaan klinis.
Sebanyak separuh dari mereka juga memberi contoh cairan tulang belakang. Di antara 96 peserta, sekelompok analisis mengidentifikasi tiga sub-kelompok yang berbeda tentang orang yang semata-mata dilandasi atas pencitraan dasar dan pengukuran laboratorium
Selama tiga tahun berikutnya, sedikit orang yang sehat itu memperlihatkan perubahan daya kognitif.
Namun pemeriksaan kognitif buat orang-orang di satu sub-kelompok --tentang 10 persen sampel-- merosot hampir lima kali angka itu sebagai orang dewasa sehat yang lebih tua.
Para peneliti tersebut percaya kelompok itu, yang memiliki pengukuran cairan tulang belakang dan MRI paling ekstrem, mungkin mewakil tahap paling dini kemerosotan kognitif sub-klinik dan penyakit Alzheimer.
Becker mengatakan temuan tersebut adalah langkah penting ke arah ditemukannya konstelasi pencitaan dan biomarker cairan yang meramalkan kemerosotan kognitif, serta cara memastikan apakah perawatan baru efektif.
"Metode ini dapat meningkatkan percobaan klinis bagi pencegahan dan mengurangi jumlah peserta studi yang diperlukan untuk mempercepat temuan obat --dan akhirnya mengubah cara industri farmasi dan National Institutes of Health melakukan percobaan klinis penyakit Alzheimer`s," kata Becker sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua.
(C003/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010