Yogyakarta (ANTARA News) - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan pemerintah Selandia Baru akan menjalin kerjasama pemanfaatan energi geothermal di Indonesia.
"Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk transfer pengetahuan dengan lembaga pendidikan dan riset di bidang geothermal Selandia Baru," kata Dekan Fakultas Teknik UGM Tumiran di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia usai mendampingi Duta Besar (Dubes) Selandia Baru untuk Indonesia David Taylor bertemu Rektor UGM Prof Sudjarwadi, lembaga pendidikan dan riset di bidang geothermal itu adalah Geothermal Newzealand Science (GNS) dan The University of Auckland.
"Kami menyadari geothermal merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Kontribusi mereka mengirim pengajar ke UGM dalam pengembangan pembangunan kapasitas bidang geothermal," katanya.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) itu mengatakan, pemanfaatan energi geothermal di Selandia Baru relatif maju, namun dibandingkan Indonesia pemanfaatan energi itu relatif kecil.
"Negara tersebut baru memanfaatkan 600 mega watt, sedangkan Indonesia sudah hampir 1.200 mega watt yang sudah dimanfaatkan. Potensi geothermal Indonesia mencapai 28.000 mega watt," katanya.
Menurut dia, pemerintah Indonesia serius melirik potensi energi geothermal karena melambungnya harga minyak bumi dan batu bara yang sebelumnya cukup melimpah dan murah.
"Energi geotermal dulu belum dimanfaatkan karena minyak dan batu bara masih murah, tetapi kini semua itu harganya naik, sehingga pemerintah berpikir untuk memanfaatkan energi geotermal," katanya.
Pada 2025 diharapkan energi geothermal yang terpasang mencapai 9.500 mega watt. (*)
B015/H008/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010