Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penyedia platform pinjaman ke individu dan sebaliknya (peer to peer lending) PT Cerita Teknologi Indonesia, Restock.ID mengumumkan, sejak berdiri Februari 2019 telah menyalurkan pendanaan Rp247,38 miliar untuk perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Nilai pembiayaan yang telah kami salurkan mencapai Rp247,38 miliar, sedangkan sepanjang tahun ini saja nilainya mencapai Rp96,99 miliar. Meski di tengah pandemi, kami terus berkontribusi untuk UMKM di Indonesia," ujar CEO Restock.ID Tiar Nabilla Karbala dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya membangun ekosistem antara pemberi pembiayaan, penerima pembiayaan dan para mitra, yaitu para penyedia teknologi dan pusat pergudangan di seluruh Indonesia.
Solusi pendanaan ini merupakan jawaban atas kesulitan yang dialami pelaku UMKM dalam mendapatkan akses pendanaan melalui bank, karena belum atau tidak memiliki aset tetap (fixed asset) sebagai salah satu syarat dalam melakukan pinjaman.
"Kami berencana untuk membangun produk lainnya bagi para UMKM di Indonesia, agar dapat belajar dan tumbuh semakin besar melalui kerja sama di sektor teknologi dan logistik. Meski di tengah krisis pandemi, kami percaya bahwa kontribusi para UMKM di Indonesia merupakan harapan terbesar kita dalam pemulihan ekonomi negara," katanya.
Pendanaan tersebut bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM untuk memperoleh pembiayaan melalui skema jaminan aset maupun inventori. Pembiayaan ini dibutuhkan oleh pelaku usaha untuk memastikan jalannya bisnis mereka tetap tumbuh secara berkesinambungan.
"Kami menawarkan model bisnis pembiayaan berbasis inventori, menargetkan penyaluran pendanaan tersebut kepada UMKM di sektor ritel, baik itu yang melakukan penjualan secara tradisional maupun secara digital," katanya.
Baca juga: Restock.ID dukung pendanaan bagi pengembangan industri kreatif
Baca juga: Disparekraf DKI siapkan bazar daring khusus UMKM di bulan RamadhanIa menyebutkan, jika prediksi tingkat pertumbuhan tahunan majemuk rata-rata pada industri e-commerce sekitar 13 persen per tahun, maka transaksi melalui kanal digital akan tumbuh hingga mencapai Rp700 triliun pada 2025 dan akan semakin besar pula kebutuhan pembiayaannya.
Menurut dia, hal ini dapat menjadi salah satu solusi bagi usaha yang belum terhubung dengan ekosistem finansial, terutama bagi para pengusaha daring yang sedang berkembang.
Ia berharap, pihaknya bisa terus meningkatkan porsi portofolio pembiayaannya kepada para pelaku UMKM.
"Harapannya, kami dapat melayani masyarakat lebih luas dan memberi manfaat kepada para pemangku kepentingan. Semoga dengan adanya pendanaan ini, dapat memperkuat ekonomi digital yang sedang berkembang di Indonesia," katanya.
Baca juga: Disparekraf DKI gandeng hotel beri ruang untuk UMKM promosi batik
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta latih UMKM agar raih prospek bisnis saat pandemi
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021