Sidoarjo (ANTARA News) - Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) mengajak korban lumpur yang tergabung dalam Gabungan Korban Luapan Lumpur (GKLL) untuk membangun masji dengan nama Al Kurban sebagai bentuk prasasti bagi korban lumpur.
"Dengan adanya bangunan masjid tersebut diharapkan menjadi pertanda bagi anak cucu kelak khususnya bagi korban lumpur," katanya saat melakukan silahturahmi dengan korban lumpur di salah satu hotel di Sidoarjo, Senin.
Ia mengemukakan, pembangunan masjid bagi korban lumpur ini sudah menjadi angan-angannya sejak lama.
"Sudah lama saya memiliki keinginan untuk membangun masjid dengan dana yang berasal dari korban lumpur," katanya.
Menurut dia, korban lumpur yang telah mendapatkan pelunasan pembayaran dari PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) tidak akan kesulitan untuk menyisihkan sebagaian hartanya demi pembangunan sebuah masjid.
"Dengan berdirinya bangunan masjid tersebut, masyarakat Sidoarjo khususnya korban lumpur akan terus mendapatkan barokah dan pahala," katanya.
Selain itu, masjid tersebut juga menjadi warisan kepada anak cucu korban lumpur untuk selalu mengingat jika di Sidoarjo pernah terjadi luapan lumpur yang menenggelamkan belasan desa.
"Masjid tersebut akan selalu terus diingat selama ratusan tahun yang akan datang oleh anak cucu," katanya.
Cak Nun sendiri akan terus memperjuangkan nasib korban lumpur yang hingga saat ini belum menerima pelunasan dari PT MLJ.
"Saya tidak akan gentar dan terus memperjuangkan nasib para korban lumpur. Hal itu saya lakukan karena saya melihat adanya kejujuran dari para korban lumpur," katanya.
Lelaki yang juga akrab dipanggil `kiai mbeling` ini mengatakan, korban lumpur harus tetap bediri tegak untuk memperjuangkan nasibnya.
Sementara itu, Khoirul Huda selaku Koordinator GKLL, mengatakan bahwa akan terus menjaga amanat pembangunan masjid supaya bisa terlaksana.
"Semoga saja apa yang menjadi keinginan Cak Nun bisa terlaksana dengan cepat," katanya.
Ia mengatakan, dari data yang diperolah dari PT MLJ, sudah terdapat sepuluh ribu korban yang telah mendapatkan ganti rugi.
"Dari jumlah tersebut hanya tinggal tiga ribuan saja korban lumpur yang menunggu sisa pelunasan pembayaran," katanya.
Meskipun sempat tersendat sejak bulan April lalu, dirinya optimistis pada bulan Juli ini sisa pembayaran cepat terselesaikan.
"Kami yakin sisa pembayaran kepada korban lumpur yang kurang sedikit itu bisa segera terselesaikan tanpa adanya kendala yang berarti," katanya.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010