London (ANTARA News) - Lagu tradisional Sumatera Barat, Tak Tong Tong, dan Yamko Rambe Yamko asal Papua mengantarkan Paduan Suara Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung meraih juara satu pada kompetisi Folksong Choirs pada Llangolen International Musical Eisteddfod di Llangolen, Wales, Inggris.

Penampilan paduan suara berusia 48 tahun ini yang membawakan kedua lagu tersebut lengkap dengan tarian dan kostum tradisional memukau dewan juri dan penonton, demikian Councellor KBRI London, Herry Sudrajat, dalam keterangan yang diterima koresponden Antara London, Senin.

Setelah sukses meraih prestasi pada berbagai ajang kompetisi paduan suara internasional sejak tahun 1995, paduan suara yang anggotanya sebagian besar adalah mahasiswa ini yang dipimpin konduktor Paulus H. Yoedianto, juga meraih gelar juara dua kategori Mixed Choirs, juga meraih penghargaan sebagai Professional Choir dan Best Program.

Pada kompetisi Folksong Choirs itu, PS Parahyangan Catholic University Choir mengalahkan Camerata Seattle Children?s Chorus dari AS di posisi kedua dan Canterbury College Cantabile Choir dari Australia yang menjadi juara tiga.

Sementara itu, untuk katagori Mixed Choirs, juara pertama diraih University of Santo Thomas Singers dari Philippina, dan juara dua Parahyangan Catholic University Choir dari Indonesia dan juara tiga Linkoping University Mixed Choir dari Swedia.

Pada kategori Mixed Choirs, selain mendapatkan gelar Juara II, paduan suara yang anggotanya sebagian besar adalah mahasiswa ini juga meraih penghargaan sebagai Professional Choir dan Best Program.

Paulus H. Yoedianto mengatakan, PS Unpar juga mendapatkan kesempatan untuk tampil pada Evening Concert membawakan Janger dari Bali dan Tari Saman dari Aceh di hadapan 4100 penonton.

Sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka sekaligus membanggakan karena dapat mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Inggris, ujar Paulus H. Yoedianto.

Llangollen International Musical Eisteddfod sejak diadakan pertama kali pada tahun 1947 untuk meningkatkan kedamaian dunia melalui musik dan tarian telah menjadi salah satu pesta musik terbesar dunia digelar sejak tanggal lima Juli yang berakhir tanggal 11 Juli.

Paulus H. Yoedianto, mengatakan diadakan di tengah keindahan Dee Valley, kompetisi ini menghadirkan suasana bermusik yang unik yang berpusat di Pavillion Stage, sebuah auditorium modern dengan kapasitas penonton lebih dari 4.000 orang.

Menurut Paulus H. Yoedianto, kebersamaan melalui musik sungguh-sungguh terasa diantara para peserta maupun penonton sehingga kompetisi ini dinominasikan pada ajang Nobel Peace Prize tahun 2004 dan kompetisi ini telah dianggap sebagai Wales` Gift to the World.

Sungguh merupakan pengalaman bermusik yang berharga bagi PS Unpar dapat mengikuti sebuah pesta musik yang penuh warna, diiringi nyanyian dan tarian di setiap sudut, menyaksikan berbagai penampilan mengagumkan peserta dari 40 negara yang ikut dalam kompetisi tahun ini, demikian Paulus H. Yoedianto.

PS Unpar juga mendapatkan kesempatan untuk tampil di London yaitu pada konser A Taste of Indonesia yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Horniman Museum dan sebuah konser yang diadakan oleh Orang Utan Foundation.
(T.H-ZG/M012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010