Hingga pukul 15.30 WIB rupiah berada pada kisaran 9.045/9.055 per dolar AS, setelah pada akhir pekan lalu ditutup pada 9.050/9.060 per dolar AS.
Sentimen membaiknya bursa regional yang berimbas ke bursa Indonesia memicu rupiah menguat, namun tipis karena pelaku pasar masih memantau kemungkinan Bank Indonesia mengubah BI Rate.
Menurut Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, pasar masih lesu karena belum ada faktor penggerak pasar yang dapat menggerakkan rupiah menguat.
Menurut dia, rupiah sudah seharusnya menguat karena muncul sejumlah laporan yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester kedua 2010 akan dapat mencapai angka enam persen.
Selain itu juga bahwa pemerintah berencana untuk dapat menggerakkan sektor infrastruktur dengan berusaha mencari mitra usaha baik asing maupun lokal dengan membutuhkan sebesar 110 miliar dolar AS, katanya.
Karena itu, lanjut dia peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar hanya tinggal menunggu waktu untuk ke arah sana.
"Kami optimis rupiah akan bisa mendekati angka Rp9.000 per dolar bahkan meliwati apabila tekanan positif pasar makin kuat,"ucapnya.
Ia mengatakan, rupiah kemungkinan tidak akan bertahan lama apabila sudah berada di bawah 9.000 per dolar, karena Bank Indonesia akan melakukan intervensi pasar.
BI akan menjaga rupiah agar tidak berada di bawah angka 9.000 per dolar karena akan mengurangi pendapatannya dari ekspor, ucapnya.
(H-CS/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010