Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi masih bertahan pada posisi Rp9.050-Rp9.060 per dolar, karena pelaku pasar masih belum aktif bermain, karena belum muncul faktor baru penggerak pasar.

Analis Keuangan, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, kegiatan perdagangan di pasar masih lesu, karena pelaku hati-hati untuk bermain akibat belum munculnya faktor penggerak pasar.

"Kami menunggu isu positif yang dapat menggerakkan rupiah setelah beberapa hari lalu berada dalam kisaran sempit," katanya.

Menurut Krisna Dwi Setiawan, rupiah seharus mendapat tekanan pasar, karena melemahnya bursa regional seperti indeks Nikkei di Jepang.

Namun faktor ekonomi makro Indonesia yang tetap baik menahan pelaku pasar untuk melakukan aksi lepas, apalagi aktifitas pelaku pasar juga masih lesu, katanya.

Rupiah, lanjut dia di posisi sebenarnya sudah cukup baik dan berada dalam level yang aman, namun peluang untuk naik lagi sebenarnya masih ada.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan dapat mencapai angka di atas enam persen pada semester kedua 2010 merupakan peluang bagi rupiah untuk naik lagi.

Karena kondisi pasar seperti ini akan memicu pelaku asing lebih aktif bermain di pasar domestik, selain stabilitas politik yang aman juga pertumbuhan ekonominya dinilai cukup tinggi, katanya.

Ia mengatakan, Indonesia sampai saat ini masih merupakan pasar potensial yang harus digarap lebih baik, ketimbang kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang masih tak menentu.

Eropa saat ini dilanda krisis keuangan yang sudah merembet ke negara lain, sedangkan Amerika Serikat pertumbuhan ekonomi masih belum stabil, ucapnya.

Jadi posisi rupiah pada level Rp9.050 sampai Rp9.100 per dolar dinilai tetap aman, meski peluang untuk mendekati angka Rp9.000 per dolar cukup besar.

"Kami optimis pergerakan rupiah dalam kisaran sempit hanya sementara dan peluang untuk menuju ke level Rp9.000 per dolar sangat besar," katanya.
(h-CS/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010