Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono direncanakan tiba di rumah duka kawasan komplek pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Maarif, Cipete, Jakarta Selatan, Senin, sekitar pukul 09.00 WIB.
Di rumah duka dekat pintu masuk sudah terpajang karangan bunga ucapan duka cita dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
Dari Jalan Fatmawati sampai ke rumah duka berjejer pula karangan bunga dari berbagai pejabat dan mantan pejabat negara seperti Akbar Tanjung dan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Jenazah Idham Chalid akan dimakamkan di Pondok Pesantren Darul Quran milik keluarga di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Idham Chalid yang lahir di Setui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1922, selama 28 tahun memimpin Nadhlatul Ulama.
Ia juga pernah menjabat Wakil Perdana Menteri II pada era mantan Presiden Soekarno. Almarhum juga deklataror sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menilai, almarhum KH Idham Chalid yang merupakan mantan Ketua Umum PBNU itu adalah ulama sekaligus politisi yang menyejukkan.
"Beliau adalah ulama dan politisi yang menyejukkan. Itu pendapat saya," katanya usai melayat mantan KH Idham Chalid di rumah duka di kawasan Cipete Jakarta Selatan, Minggu (11/7) malam.
Wapres Boediono tiba di rumah duka sekitar pukul 20.00 WIB tanpa didampingi Ibu Herawati Boediono dan langsung menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat almarhum, yang antara lain diwakili salah satu putra KH Idham Chalid, Saiful Hadi yang juga Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA.
Usai menyampaikan ucapan belasungkawa, Wapres langsung berdoa di samping jenazah, didampingi dan diikuti kerabat dan keluarga almarhum.
Setelah berdoa, Wapres menanyakan rencana pemakaman yang akan dilakukan Senin (12/7) di Komplek Pondok Pesabtren Darul Quran, Cisarua, Bogor, sekaligus menanyakan kerabat dan pejabat yang telah melayat dan akan melayat termasuk kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (12/7) pagi ke rumah duka.(D013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010