"Saya sudah berangkat dari rumah sekitar 45 menit sebelum jam masuk, tapi masih terlambat juga karena macet di mana-mana," kata seorang siswa SMAN yang sekolahnya terletak di kawasan Kemanggisan, Muhammad Rizal, Senin.
Di kawasan sekolahnya yang terletak di Kompleks Pajak memang terdapat tiga sekolah yang saling berdampingan dan ketiganya merupakan sekolah favorit di Jakarta Barat. Ketiga sekolah itu adalah SD Bhakti, SMPN 111, serta SMAN 78.
Akibat berdampingannya ketiga sekolah itu, maka , sepeda motor dan mobil menumpuk di sekitar sekolah yang membawa murid-murid sekolah.
Kondisi tersebut bertambah parah mengingat trotoar yang seharusnya berfungsi untuk pejalan kaki, justru diisi oleh para pedagang makanan dan minuman.
Situasi bertambah parah mengingat banyak mobil dan motor yang parkir di tepi jalan sehingga membuat jalan yang sudah sempit menjadi sempit lagi, karena hanya mampu dilalui satu kendaraan.
Padahal, puluhan petugas keamanan sudah mengatur jalan raya sekitar tiga sekolah tersebut menjadi satu jalur.
Namun demikian, pengaturan arus lalu lintas menjadi satu arah tersebut tidak mampu menampung arus kendaraan yang melalui jalan sekitar sekolah tersebut.
"Biasanya memang begini Pak kalau tahun ajaran baru dimulai karena banyak orang tua yang ingin mengantarkan anak sekolahnya pada hari pertama. Memasuki hari ketiga atau keempat biasanya kepadatan tidak terjadi lagi seperti sekarang ini," kata seorang petugas keamanan, Farid yang ikut sibuk mengatur arus lalu lintas.
Menurut Farid , pada pagi hari saat sekolah, ruas jalan yang ada di sekitar tiga sekolah tersebut memang diatur menjadi satu arah, karena memang jalan yang ada sempit.
Seorang ibu yang putrinya masuk kelas 1 di SD Bhakti,Ratna Sari mengatakan dirinya akan mengantar putrinya sekolah pada hari pertama dan diharapkan pada hari selanjutnya sudah tidak lagi.
"Anak saya perlu penyesuaian dan belum tahu kelasnya di mana, sehingga saya harus ikut mencari. Nanti kalau sudah tahu kelasnya anak saya akan pergi menggunakan ojek saja," kata Ratna Sari . (A025/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010