Tasikmalaya (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia perlu memiliki bank atau perbankan khusus pertanian seperti yang dilakukan China agar dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam upaya menjaga stabilitas pangan.
Ketua Agrobisnis Tasikmalaya (Agritas), Wawan, di Tasikmalaya, Minggu, mengatakan, China harus menjadi contoh Indonesia dalam menangani permasalahan pertanian.
China, kata Wawan, menerapkan kebijakan untuk mendirikan bank khusus pertanian yang tersebar di desa-desa dengan cabang 24 ribu yang memiliki nasabah sekitar 320 juta.
Menurut dia, produksi hasil pertanian di China mampu menguasai dunia dan memenuhi kebutuhan pangan penduduknya yang mencapai sekitar 1,3 miliar jiwa.
Ia berharap pemerintah Indonesia dapat merubah paradigma dalam perbankan dan pertanahan, serta iklim usaha, untuk perubahan menjadi lebih baik dalam sektor pertanian pangan hortikultural dan peternakan hingga bisa menguasai perdagangan dunia.
"Kalau ingin mempertahankan swasembada pangan dan masyarakat petani sejahtera," tegas wawan yang juga menjabat wakil ketua Asosiasi Agrobisnis Cabe Indonesia (AACI).
Sementara itu, dia mencontohkan masalah kenaikan harga cabe yang sudah terjadi beberapa pekan kebelakang akibat kurangnya dukungan pemerintah terhadap petani seperti penangan hortikultural saat ini terabaikan.
Selain itu, kata Wawan, masalah lahan yang cukup sempit, infrastruktur untuk menunjang aktifitas pertanian masih belum memadai, serta kebijakan dukungan modal berupa insentif belum ada.
"Ini yang akan menimbulkan iklim perdagangan tidak sehat sehingga petani selalu pada posisi tawar yang lemah, dan juga penanganan hortikultural tidak terstandarkan," katanya. (FPM/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010