Kunduz, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Seorang tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO tewas akibat serangan Taliban pada akhir pekan di Afghanistan dalam kekerasan terkini di negara terkoyak perang itu, kata yang berwenang pada Minggu.
Prajurit itu tewas akibat serangan pejuang di selatan pada Minggu, kata pernyataan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO.
Afghanistan dalam cengkeraman perlawanan, yang sekarang dalam tahun kesembilan, dengan kekerasan mencapai tingkat tertinggi sejak awal 2009.
Dengan kematian pada Minggu itu, 873 tentara asing, bagian dari penugasan tentara pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan, kehilangan nyawa, sebagian besar akibat serangan Taliban sejak Januari 2009, kata hitungan kantor berita Prancis AFP.
ISAF pada Sabtu melaporkan bahwa enam tentara tewas pada hari itu, lima dari mereka dalam pertempuran terpisah, satu akibat ledakan kecelakaan.
Kematian pada ahir pekan itu menjadikan 353 jumlah tentara asing tewas di Afghanistan sepanajng 2010, 31 di antaranya pada Juli saja.
Angka AFP itu berdasarkan atas hitungan laman mandiri icasualties.org.
Amerika Serikat, dengan hampir 100.000 dari 140.000 tentara asing di Afghanistan, menanggung beban terbesar dalam peningkatan jumlah kematian itu, dengan 224 tentaranya tewas sepanjang tahun ini dan 1.171 sejak perang tersebut dimulai pada 2001.
Pada Juni, lebih dari 102 tentara asing tewas, jumlah tertinggi bulanan sejak perang itu dimulai dengan serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Taliban pada 2001.
IED menjadi pembunuh terbesar, digunakan Taliban dengan kecermatan mematikan, karena kebanyakan dikendalikan dari jauh atau diledakkan oleh tekanan ketika kendaraan melindasnya atau orang menginjaknya saat meronda.
Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan tiga miliar dolar untuk penjejak dan ahli IED dalam beberapa pekan mendatang, untuk memperkuat pertahanan terhadap bom murah dan mudah dibuat itu.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Juni menandai peningkatan "menguatirkan" 94 persen dalam serangan IED dalam empat bulan pertama tahun ini jika dibandingkan dengan pada 2009, saat tentara menyatakan penggencaran perang melawan Taliban berhadapan dengan serangan lebih sengit.
Pemimpin tentara -termasuk Jenderal Amerika Serikat David Petraeus, yang menjabat panglima pasukan asing di Afghanistan pada Minggu- memperingatkan bahwa musim panas ini akan terjadi pertempuran hebat dan peningkatan dalam jumlah korban.
Tapi, lonjakan jumlah tentara NATO tewas adalah berita tak disukai di ibukota Barat, tempat pemimpin politik berada di bawah peningkatan tekanan dari pemilihnya, yang tak mau menerima harga untuk perang di tempat jauh dan tampak tiada ahir itu.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
NATO menghadapi kemunduran besar di Afghanistan saat Gedung Putih memanggil dan lalu memecat Jenderal Amerika Serikat Stanley McChrystal, yang mengecam presiden dan penasehat utama dalam wawancara dengan sebuah majalah. (B002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010