Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia jatuh pada awal perdagangan Rabu pagi, memperpanjang kerugian ke sesi kedua karena saham-saham perjalanan melemah setelah kasus baru COVID-19 di Selandia Baru memicu kekhawatiran jeda dalam perjalanan bebas karantina trans-Tasmania.
Indeks acuan S&P/ASX 200 turun 0,7 persen menjadi 6.968,1 poin pada 0030 GMT. Indeks acuan jatuh sebanyak 1,0 persen menandai penurunan intraday terburuk dalam waktu sekitar lima minggu.
Kasus baru virus corona yang terdeteksi di bandara Auckland muncul hanya sehari setelah negara itu membuka gelembung perjalanan dengan Australia.
Kasus itu menyeret turun saham perjalanan yang tercatat di ASX, dengan Qantas Airways jatuh 2,8 persen dan Sydney Airport Holdings tergelincir 1,3 persen. Flight Centre Travel dan Helloworld Travel masing-masing turun sekitar 2,0 persen dan 1,5 persen.
Di pasar lain, indeks Nikkei Jepang turun 1,56 persen menjadi 28.631,87 poin. Indeks berjangka E-mini S&P 500 turun 0,13%, sementara ketiga indeks utama AS ditutup lebih rendah semalam.
Di Australia, persentase keuntungan teratas pada indeks acuan adalah Corporate Travel Management yang melonjak 4,52 persen, diikuti oleh IDP Education bertambah 2,92 persen dan Hub24 naik 2,58 persen.
Penambang-penambang kelas berat merosot 1,5 persen, dengan penambang tithium Galaxy Resources dan Orocobre menjadi pecundang terbesar dalam indeks, masing-masing anjlok hampir 6,0 persen.
Raksasa bijih besi BHP Group turun lebih dari 2,0 persen setelah melaporkan sedikit penurunan pada produksi kuartal ketiganya. Namun, mereka memprediksi produksi bijih besi di ujung atas kisaran perkiraannya untuk setahun penuh.
Indeks energi jatuh 2,1 persen, dipimpin oleh Beach Energy yang tergerus 2,8 persen dan Ampol kehilangan 1,3 persen. Harga minyak turun dari level tertinggi satu bulan di tengah kekhawatiran bahwa importir minyak terbesar ketiga dunia, India, akan memberlakukan pembatasan baru.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 turun 0,4 persen menjadi 12.628,8 poin.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021