"Saya instruksikan kepada seluruh warga Muhammadiyah segera melaksanakan salat gaib," kata Adhijani di Banjarmasin, Minggu.
Menurut dia, Idham adalah tokoh asal Kalsel yang jarang ada duanya, baik itu perjuangan, karir maupun kiprahnya di tingkat nasional seperti tidak pernah surut oleh waktu.
Walaupun tokoh asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tersebut lama terbaring sakit dan seakan-akan tidak tidak dihiraukan lagi, namun peranannya dalam membesarkan organisasi NU dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak diragukan lagi.
"Peranan Idham di organiasi maupun bagi negara cukup besar, dia tidak tergantikan," katanya.
Menurut dia, bukan hanya NU, Muhammadiyah juga ikut merasa sangat kehilangan dengan wafatnya tokoh kharismatik yang memiliki andil besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia pada saat itu.
Dengan demikian, kata dia, seluruh warga Muhammadiyah ikut berduka dan berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya, atas wafatnya putra terbaik Kalsel kendati selama sisa hidupnya dihabiskan di Jakarta.
Sebagai bentuk duka cita yang mendalam kata dia, pihaknya mengumumkan hal tersebut di seluruh masjid Muhammadiyah sekaligus melaksanakan salat gaib agar arwah beliau mendapatkan tempat yang layak.
Menurut Adhijani, berbeda dengan tokoh nasional Kalsel lainnya yang namanya cepat menghilang, Idham Chalid justru selalu dikenal sepanjang masa.
"Banyak warga Kalsel yang dikenal sebagai tokoh nasional, namun hanya sebentar terkenal kemudian tenggelam lagi, sehingga sampai saat ini belum ada yang menggantikan ketokohan Idham Chalid yang dikenal sepanjang masa," katanya.
Idham Chalid adalah tokoh agama, tokoh bangsa, dan tokoh organisasi besar Islam Nahdlatul Ulama dan juga deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Doktor Kiai Haji Idham Chalid, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 1956-1984 dan Ketua DPR/MPR 1972-1977 akan dimakamkan di Pesantren Darul Quran Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebelumnya diberitakan, Saiful Hadi, putera mantan Wakil Perdana Menteri II pada era Soekarno itu meminta maaf atas segala kesalahan ayahandanya semasa hidup dan bertugas.
"Kami mohon doa dan maaf atas wafatnya ayahanda," kata Saiful, Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010