Mereka tampak antiusias mengikuti jalannya prosesi tersebut. Bahkan, ada beberapa pengunjung yang menyempatkan diri untuk berfoto bersama anak berambut gimbal maupun sekadar memfoto rambut gimbalnya.
Seorang pengunjung, Iin, mengaku sengaja datang dari Purwokerto untuk sekadar menyaksikan ritual ini secara langsung.
"Saya baru kali ini melihat ruwatan rambut gimbal. Selama ini hanya menyaksikan dari televisi saja," katanya.
Semula dia mengira peserta ruwatan rambut gimbal ini adalah orang dewasa yang masuk dalam klub skuter.
"Ternyata, pesertanya masih anak-anak," katanya.
Pengunjung lainnya yang berasal dari Semarang, Anisa, mengaku penasaran melihat bentuk rambut gimbal secara langsung.
"Saya sering melihatnya di tayangan televisi. Kebetulan ada acara ini sehingga saya sengaja datang untuk melihatnya," katanya.
Selain itu, sejumlah turis mancanegara juga tampak antusias menyaksikan acara ruwatan tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Suyatno mengatakan, acara "Dieng Culture Festival 2010" yang digelar oleh Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan.
"Bahkan acara ruwatan rambut gembel ini merupakan yang pertama kali digelar di kompleks candi. Kami berharap kegiatan ini dapat dijadikan agenda tahunan sehingga dapat mendongkrak kunjungan wisata di Dataran Tinggi Dieng," katanya.
Menurut dia, kegiatan ini membawa misi untuk mengangkat budaya Dataran Tinggi Dieng, pemberdayaan masyarakat, dan mempromosikan pariwisata setempat.
Selain ruwatan rambut gimbal, dalam pelaksanaan hari terakhir "Dieng Culture Festival 2010" juga digelar berbagai atraksi kesenian khas Dataran Tinggi Dieng, antara lain Tari Rampyak Pringgondani, Warok Jenggot Lestari, dan Tari Topeng Sri Widodo. (U.KR-SMT/Z003/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010