Athena (ANTARA News/AFP) - Kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang dipimpin seorang putra pemimpin Libya Moamar Kadhafi akan bertolak dari Yunani ke satu pelabuhan Mesir, Sabtu.
"Semua dokumen kapal lengkap. Dokumen itu menunjukkan bahwa tujuan kapal adalah Pelabuhan El-Arish Mesir," kata Amalthea Petros Arvanitis, agen kapal barang Amalthea yang akan berlayar dari Lavrio, sekitar 60 kilometer tenggara Athena, Sabtu.
Sehari sebelumnya, Organisasi Amal Intenasional Gaddafi yang berbasis di Tripoli dan Asosiasi Pembangunan (DA) menyebutkan, kapal berbendera Moldova itu mengangkut bahan makanan dan obat-obatan.
Kapal tersebut, kata kedua organisasi ini, diisi 2.000 ton bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan dan obat-obatan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.
"Kami mendapat jaminan dari duta besar Libia bahwa kapal berlayar menuju Pelabuhan El-Arish (Mesir)," kata Juru Bicara Menlu Yunani Grigoris Delavekouras.
Sebelumnya, para pejabat Kementerian Luar Negeri Yunani telah pula berkomunikasi dengan para diplomat Israel tentang kapal bantuan kemanusiaan Libia ini.
Tel Aviv mengatakan, upaya diplomatiknya yang intens terhadap Mesir dan Moldova berhasil memberi negara Zionis Yahudi itu kepastian bahwa kapal tersebut tidak akan mencoba menembus blokade laut Israel.
Upaya pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina yang miskin dan merana akibat blokade darat dan laut Israel terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak Juni 2006 ini didukung organisasi amal yang dipimpin putra kedua Kadhafi, Seif al-Islam Kadhafi.
Kapal sepanjang 92 meter itu diawaki 12 orang dengan penumpang sembilan orang penumpang. Mereka terdiri dari enam warga Libya, serta masing-masing seorang warga Maroko, Nigeria, dan Aljazair.
Pelayaran kapal dengan misi kemanusiaan untuk Gaza ini merupakan upaya terbaru setelah pasukan elit Israel menyerang kapal misi "Flotilla" asal Turki, "Mavi Marmara", Mei lalu.
Dalam insiden penyerangan brutal itu, sembilan orang aktivis kemanusiaan yang berada di atas kapal tersebut tewas dan sejumlah aktivis lainnya, termasuk warga Indonesia, luka tembak.
Insiden berdarah di perairan internasional akhir Mei lalu itu sempat memicu aksi demonstrasi di berbagai pelosok dunia.
Di seluruh Eropa, ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa untuk memprotes serangan brutal pasukan Israel terhadap konvoi enam kapal misi "flotilla" ke Gaza itu.
Aksi protes dan demonstrasi tersebut tak berhasil menekan Israel agar membuka blokade lautnya karena pasukan negara teroris Zionis ini kembali menahan Kapal MV Rachel Corrie yang berlayar belakangan dengan misi yang sama. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010