Jakarta (ANTARA News) - TR yang diduga terlibat kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun membantah keterlibatan dirinya dalam perbuatan tersebut.
TR yang menolak namanya disebut secara lengkap mengatakan hal itu saat bertemu dengan wartawan di Jakarta, Sabtu malam.
Dia mengaku telah diperiksa Polres Metro Jakarta Selatan dalam kasus ini sebab wajahnya mirip dengan sketsa yang diduga salah satu pelaku penganiayaan.
Polisi dapat membuat sketsa wajah berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang berada di sekitar lokasi penganiayaan termasuk Tama sebagai saksi korban.
TR yang berperawakan tegap rambut cepak dan berkulit gelap menyatakan keberatannya adanya sketsa wajah yang dirilis kepolisian sebagai salah satu pelaku penganiayaan Tama.
"Saat kejadian pemukulan Tama, saya memang kebetulan ada di lokasi karena mobil Avanza saya melintas di kawasan Duren Tiga dari arah Buncit," ujarnya.
TR mengajukan komplain dengan Tama yang mengiranya bagian dari para pelaku pengeroyokan pada Kamis (8/7) dini hari.
"Saya hanya melihat ada empat orang pelaku berperawakan besar memukul Tama dan mereka menggunakan dua motor. Salah satunya membawa senjata samurai. Kelihatannya orang yang terlatih," katanya.
TR mengungkapkan, jarak mobilnya dengan lokasi kejadian hanya satu meter.
"Saya tidak berani turun untuk membantu, karena saya pikir itu urusan orang lain," kata TR.
Setelah kejadian, TR sempat mau mengantar Tama ke rumah sakit.
Karena itulah, ia mengaku kaget adanya sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku penganiayaan.
Dia juga mengaku telah diperiksa penyidik Polres Metro Jakarta Selatan selama empat jam sebagai saksi.
Pada Sabtu (10/2), TR telah datang ke RS Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan untuk menyatakan komplain kepada Tama atas munculnya sketsa wajahnya.
Tama kini masih dirawat di lantai dua ruang 206 rumah sakit (RS) Asri.
Dia mengalami tiga luka pada bagian kepala dan harus dijahit sebanyak 29 jahitan.
Selain luka di kepala ada juga luka memar di leher, tangan kanan dan beberapa bagian tubuh lainnya akibat dianiaya.
Beberapa bagian tubuh juga luka akibat jatuh dari sepeda motor yang dinaiki.
Tama adalah aktivis ICW yang melaporkan adanya rekening mencurigakan milik beberapa perwira polisi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. (S035/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010