Mohamud Abdi Godane, yang juga dikenal sebagai Abu-Zubeyr, pemimpin kelompok Shebab yang terinspirasi Al-Qaeda, melakukan pembicaraan dengan Syekh Hassan Dahir Aweys, pimpinan gerakan yang lebih bersifat politik Hezb al-Islam di Mogadishu, Jumat.
Dua kelompok garis keras itu, yang mengendalikan sebagian kawasan di negara tanpa hukum tersebut, telah cukup terpisah dalam beberapa bulan terakhir dan beberapa kali melakukan pertempuran di padang rumput.
"Kedua pemimpin ... bertemu kemarin dan mendiskusikan perjanjian kesatuan yang luas dalam upaya untuk meluncurkan serangan besar melawan penjajah Afrika dan pemerintah murtad mereka," kata seorang pejabat senior Shebab yang tak mau disebutkan namanya kepada AFP.
"Abu-Zubeyr dan Syekh Aweys akan mencapai kesepakatan akhir mereka untuk menempatkan para pejuang dari kedua kelompok itu ke barak yang sama dalam beberapa hari mendatang guna menghilangkan musuh Allah dari negeri ini," kata pejabat itu.
Awal pekan ini, para gerilyawan Shebab bersumpah untuk meningkatkan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang melindungi pemerintahan rapuh dari Presiden Sharif Sheikh Ahmed yang kendalinya atas Mogadishu telah dipersempit.
Langkah baru yang dilakukan oleh dua kelompok gerilyawan garis keras itu diambil dalam upaya untuk menanggapi komitmen organisasi kawasan untuk mengirim 2.000 tentara tambahan ke negara Tanduk Afrika itu guna meningkatkan kekuatan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika sesuai kebutuhan 8.100 tentara.
Seorang pejabat Hezb al-Islam mengkonfirmasi pertemuan oleh dua pemimpin kelompok Islam itu.
"Para pemimpin dari kedua kelompok bertemu dan hasilnya akan merupakan serangan besar untuk membasmi pasukan pendudukan dari negara (Somalia)," kata Sheikh Mohamed Ibrahim.
Namun tidak jelas kapan serangan yang telah direncanakan itu akan mulai dilakukan. Sebelumnya, pada awal tahun ini, pemerintah mengumumkan untuk melakukan sebuah serangan luas guna membasmi para gerilyawan itu dari Mogadishu hingga ke akar-akarnya, namun rencana tersebut gagal terwujud.
Seorang pejabat lain dari salah satu kelompok Islam itu mengatakan para pejuang asing juga menghadiri pertemuan pada Jumat lalu itu, tapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
"Saya tidak bisa memberitahu anda berapa banyak jumlah mereka karena pertemuan itu dilakukan secara tertutup, namun beberapa pejuang asing Al-Qaeda turut hadir untuk memberikan saran
mengenai pentingnya kesatuan antara dua kelompok, "kata seorang pejabat Islam yang menolak untuk disebutkan namanya.
"Mereka menjadi penengah antara kedua kelompok itu," tambah dia dikutip AFP.
(G003/M043/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010