Persoalannya bagaimana menurunkan kadar air secepatnya untuk mempertahankan jagung supaya jangan sampai jamuran, dengan kadar air 14-15 persen.
Jakarta (ANTARA) - Pakar sektor pertanian menilai perlu adanya peningkatan kualitas hasil panen jagung pipil dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang sesuai dengan standar sekaligus menekan harga jagung yang melambung tinggi.
Technical Consultant US Grains Council Prof Budi Tangendjaja dalam webinar tentang Harga Jagung Melambung yang dipantau di Jakarta, Selasa, mengatakan hasil panen jagung pipil di Indonesia saat ini memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu 16 hingga 17 persen sementara standar kadar air yang baik di angka 14-15 persen.
Kadar air yang tinggi memungkinkan jamur untuk tumbuh pada jagung sehingga akan berpengaruh pada pakan ternak dan tidak dapat dipakai. Selain itu, Budi menyebut hasil jagung pipil di Indonesia hingga mencapai kadar air 16 sampai 17 persen membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama. Beberapa hal tersebut menjadikan harga jagung pipil melambung.
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Harga jagung tinggi karena produksi tidak stabil
Budi mengatakan petani di Indonesia masih ada yang memanen jagung dalam kondisi masih muda yang memiliki kandungan air 35 hingga 40 persen untuk kebutuhan jagung pipil. Sebagian, memanen jagung yang dibiarkan mengering di tanaman dengan membuka kelobotnya yang memungkinkan kadar air turun menjadi 33 persen.
Setelahnya, proses penjemuran jagung dan pemipilan jagung menurunkan kadar air hingga 22 persen. Selanjutnya pipilan jagung kembali dijemur untuk mendapatkan kadar air 16 hingga 17 persen.
"Persoalannya bagaimana menurunkan kadar air secepatnya untuk mempertahankan jagung supaya jangan sampai jamuran, dengan kadar air 14-15 persen. Di Indonesia ini butuh waktu," kata dia.
Selain itu, kendala lain kualitas jagung di Indonesia disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kadar air yang tinggi, pertumbuhan jamur yang tinggi, dan berpengaruh pada kualitas pakan ternak.
Baca juga: Bungaran Saragih: RI potensi ekspor jagung jika kendalikan mikotoksin
Budi mencontohkan proses panen jagung pipil untuk pakan ternak di Amerika Serikat dilakukan secara modern, pemupukan serta pengairan yang presisi, dan mekanis. Di AS, panen jagung hanya dilakukan saat jagung benar-benar kering di tanaman dan dipanen menggunakan mesin yang langsung menghasilkan jagung pipil. Kadar air jagung saat di panen sudah mencapai 15 persen, kemudian kadar air tersebut akan turun dengan sendirinya ketika disimpan di dalam silo menjadi 14 persen.
Menurut Budi, perlu ada edukasi kepada petani jagung di Indonesia untuk melakukan pertanian yang baik dan benar guna meningkatkan kualitas hasil panen. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan benih jagung yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
"Di Indonesia harus diubah pola tanam jagungnya bagaimana supaya saat panen jagung sudah tua, sudah kering sehingga kita tidak merusak tanaman jagung. Jangan sampai kadar air di atas 30 persen. Penyimpanan juga menggunakan silo, atau jika tidak ada, bisa diajarkan ke petani untuk menyimpan jagung sebaik mungkin," katanya.
Baca juga: Pertani: "Corporate farming" jagung menjaga kesejahteraan petani
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021