Yakaghund, Pakistan (ANTARA News) - Serangan bom bunuh diri dan ledakan lain yang diduga bom mobil di sebuah pasar Pakistan yang ramai Jumat menewaskan 65 orang yang mencakup wanita serta anak-anak, dan mengubur korban di bawah reruntuhan pertokoan yang hancur.
Serangan-serangan itu terjadi di kota Yakaghund di Mohmand, satu dari tujuh wilayah yang membentuk kawasan suku baratlaut Pakistan yang disebut Washington sebagai markas global Al-Qaeda dan tempat paling berbahaya di Bumi.
Kantor berita AFP melaporkan, peristiwa itu merupakan serangan paling mematikan di Pakistan sejak orang-orang bersenjata yang memakai rompi bom bunuh diri menyerang tempat ibadah masyarakat minoritas Ahmadi di kota Lahore pada Mei, menewaskan sedikitnya 82 orang.
Serangan-serangan bom yang berkaitan dengan Taliban dan Al-Qaeda di Pakistan menewaskan lebih dari 3.500 orang dalam tiga tahun ini sejak pasukan pemerintah mengepung kelompok garis keras di sebuah masjid di ibu kota negara itu, Islamabad, pada Juli 2007.
Sejumlah saksi mengatakan, ledakan besar merusak sebuah kantor pemerintah, pertokoan, sebuah penjara dan bangunan-bangunan lain di kota kecil itu, yang tidak jauh dari perbatasan dengan Afghanistan, tempat pasukan asing pimpinan AS yang berkuatan 140.000 orang sedang memerangi Taliban.
Korban cedera Raj Wali (23), seorang buruh yang sedang bekerja di sebuah jalan berdekatan ketika ledakan itu terjadi, mengatakan, ia tiba-tiba merasakan pukulan besar di punggungnya.
"Saya membalikkan badan dan melihat tempat itu sudah terselimuti asap. Orang-orang menangis. Saya melihat bagian-bagian tubuh berserakan di dekat lokasi ledakan," katanya.
Petugas penyelamat masih mencari korban di antara puing-puing bangunan yang hancur sebagian, dan para pejabat khawatir jumlah korban akan meningkat.
"Jumlah kematian saat ini 65, dan 112 orang terluka," kata pejabat pemerintah daerah Rasool Khan kepada AFP.
Khan mengatakan bahwa wanita dan anak-anak termasuk diantara korban tewas. Puluhan toko roboh, yang membuat banyak korban terperangkap di bawah reruntuhan.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, namun gerilyawan muslim garis keras dicurigai sebagai pelakunya.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.
Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.
Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.
Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.
Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.(M014/S008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Dasar otak Teroris ,bisanya cuma bunuhin orang, otak dicuci dengan pedang dan Bom
kasihan sekali ,orang2 bodoh sama sekali nggak tahu apa arti Hidup & kehidupan.
Mana yg lebih mulia,membunuh orang2 tak bersalah atau menjalankan hidup baik,saling menghormati satu sama lain,saya yakin perang tak akan lahir.
kekerasan akan melahirkan kekerasan pula.
itulah isi hati yg gersang.