Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta rakyatnya tidak menilai penegakan hukum yang dilakukan terhadap kasus amoral merebak di tengah masyarakat sebagai campur tangan negara dalam ranah kehidupan pribadi.

Dalam pidatonya pada peringatan Isra Miraj 1431 Hijiriah di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam, Presiden mengatakan justru negara, pemerintah, dan masyarakat ingin menyelamatkan akhlak, moral, dan budi pekerti masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kepala Negara mengingatkan di Indonesia tidak ada kebebasan dan hak yang tanpa batas.

"Kebebasan, meskipun mengatasnamakan demokrasi dan hak asasi manusia juga ada tata krama dan batasannya sebagaimana tercantum dalam konstitusi kita," ujarnya.

Tata krama dan batasan itu, lanjut Presiden, berlaku untuk semua pelaku demokrasi di Indonesia.

"Karena itulah terhadap tragedi akhlak yang melanda sebagian dari masyarakat kita seperti perilaku yang sangat menyimpang dan menodai nilai-nilai agama dan kesusilaan, selaku Kepala Negara saya mengajak para orangtua untuk benar-benar membimbing putera-puterinya dengan akhlak yang baik," tutur Presiden.

Presiden mengimbau masyarakat mempraktikkan kehidupan yang mempedomani nilai-nilai agama, moral, dan kesusilaan.

Namun, apabila terjadi perbuatan tak terpuji dan merusak nilai-nilai agama, moral, dan akhlak, dan juga melanggar hukum dan ketentuan perundang-undangan, maka Presiden berharap para aparat penegak hukum dapat menjalankan tugasnya secara tegas dan penuh tanggung jawab.

"Jangan biarkan perilaku buruk dan merusak nilai-nilai agama, moral, dan akhlak terus berkembang di tengah masyarakat kita," ujarnya.

Apabila penegak hukum menjalankan tugasnya secara baik, menurut Presiden, maka publik harus menghilangkan pikiran dan tuduhan bahwa kebebasan dan hak individu mulai dibatasi.

"Hilangkan pula anggapan bahwa negara terlalu campur tangan dalam kehidupan individu atau ranah kehidupan masyarakat. Justru sebaliknya, negara, pemerintah, dan masyarakat ingin menyelamatkan akhlak, moral dan budi pekerti masyarakat dan bangsa kita," demikian Presiden. (*)

D013*F008/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010