Kabul (ANTARA News) - Sebuah helikopter patroli NATO salah mengira prajurit Afghanistan sebagai gerilyawan yang sedang menanam bom pinggir jalan dan menembaki mereka, menewaskan enam orang dan melukai satu orang lagi, kata aliansi itu, Jumat.
Insiden "penembakan antar teman" itu adalah insiden terbaru dalam serangkaian serangan yang gagal dan terjadi di saat komandan baru pasukan internasional di Afghanistan mengatakan pihaknya mempertimbangkan mengubah cara perang.
Para prajurit Afghanistan tewas, Selasa, akibat "dari salah komunikasi" Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO dan Tentara Nasional Afghanistan (ANA), kata NATO dalam satu pernyataan.
Insiden itu terjadi di provinsi Ghazni, selatan Kabul, yang digambarkan oleh pejabat resmi ISAF sebagai kawasan "IED yang sangat aktif", merujuk pada bahan peledak rakitan yang telah ditingkatkan kemampuannya dan secara luas digunakan oleh para gerilyawan Taliban.
Sejak bulan April telah terjadi 129 serangan atau penemuan IEDs di daerah tempat insiden "saling tembak antar teman" itu terjadi, katanya.
Para tentara Afghanistan telah keliru diduga sebagai kelompok gerilyawan yang sedang menanam IED, katanya, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya ketika penyelidikan sedang berlangsung.
IED Taliban -- banyak di antaranya masuk ke Afghanistan dari Pakistan, kata pejabat militer-- mengakibatkan banyak korban dari kalangan pasukan internasional, di antaranya lebih dari 340 tewas tahun ini.
"Prajurit ANA merencanakan patroli dan telah mengkoordinasikan lokasi patroli dengan pihak ISAF," kata pernyataan itu dan menambahkan,"saat menyampaikan informasi ke unit ISAF lokal, lokasi yang salah dari patroli ANA telah diidentifikasi."
Dikatakan bahwa helikopter patroli ISAF melihat sekelompok orang "menggali di samping jalan di kawasan yang telah menjadi lokasi ledakan IED setiap hari dan menimbulkan banyak korban."
Setelah memeriksa apakah "pasukan mitra"" berada di wilayah tersebut, helikopter menyapu kawasan dengan menembaki para gerilyawan, katanya.
Pernyataan itu menambahkan bahwa "persetujuan untuk melakukan tembakan didasarkan pada informasi yang tidak akurat tentang lokasi dari patroli ANA".
Oleh karena laporan insiden itu tidak umum di Afghanistan,
kejadian itu memberikan persepsi bahwa pasukan asing dalam upayanya memerangi kelompok perlawanan tidak cukup peduli untuk mencegah pembunuhan terhadap warga Afghanistan, baik militer maupun sipil. Kementerian Pertahanan Afghanistan mengecam insiden itu.
AFP/G003/M043
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010