Tembilahan (ANTARA News) - Dua orang penumpang Kapal Layar Motor (KLM) Golden Lestari GT 72 bermuatan 5000 sak semen dari Batam, Kepulauan Riau tujuan Pulau Kijang, Reteh tewas. Ketika kapal ini tenggelam di perairan Tanjung Bakong, Kecamatan Kuala Indragiri, Indragiri Hilir (Inhil), Kamis (8/7) sekitar pukul 04.00 WIB.
Menurut Kepala Satuan Polisi Air Polres Indragiri Hilir, AKP Elfizar, kapal yang dinakhodai Sultan (39) dan lima anak buah kapal (ABK), yakni Taher (29), Budi (22), Fahmi (20), Acok (23) dan Zakaria (50), semuanya warga Pulau Kijang, Reteh, ini tenggelam saat dihantam gelombang besar dan disertai angin kencang.
"Kapal KLM Golden Lestari tenggelam di perairan Tanjung Bakong, Kamis sekitar pukul 04.00 WIB setelah diterjang gelombang besar dan angin kencang. Saat itu sekeping papan bagian bawah kapal terlepas, sehingga air pun masuk kedalam kapal," ungkap Kasatpol Air Polres Inhil, AKP Elfizar, kepada ANTARA News, Jumat.
Akibat bagian dalam kapal sudah digenangi air, maka mesin induk kapal pun mati, saat itulah kapal tidak dapat dikendalikan lagi oleh nakhoda. Sehingga kapal pun oleng dihantam gelombang kuat, mengakibatkan terbalik.
"Saat itu dua orang tidak dapat menyelamatkan diri, karena cuaca gelap. Sedangkan penumpang lainnya berhasil menyelamatkan diri ketepi dan juga diselamatkan nelayan yang pas berada disekitar kejadian," ujarnya.
Penumpang yang meninggal atas nama Hj Safi (60) dan Yati (32), ibu rumah tangga warga Pulau Kijang, Reteh, berhasil ditemukan sudan meninggal dunia masih disekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut.
Elfizar mengemukakan, memang kapal pembawa 5000 sak semen ini, juga membawa 12 orang penumpang, yakni 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Ke semua penumpang ini masih mempunyai hubungan keluarga. Rombongan penumpang ini baru pulang dari Batam setelah menghadiri pesta perkawinan keluarga mereka di sana.
"Kita belum menetapkan tersangka atas kejadian tenggelamnya kapal yang mengakibatkan dua penumpang meninggal dunia. Memang dalam ketentuan pelayaran, kapal membawa barang tidak dibolehkan bawa penumpang," ujar Elfizar.
Ia menambahkan, di Inhil sudah lumrah kapal mengangkut barang, biasanya juga membawa penumpang, apalagi mereka masih ada hubungan keluarga.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010