Cianjur, Jabar (ANTARA) - Dua kecamatan di Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat dilanda hujan es Senin sore akibat cuaca ekstrem yang masih terjadi, sehingga warga diimbau tetap siaga bencana karena diperkirakan hujan lebat masih terjadi hingga akhir April.
Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sofyan saat dihubungi Senin, mengatakan hujan deras disertai es dan angin kencang melanda dua kecamatan yakni Cugenang dan Cianjur, namun belum ada laporan kerusakan rumah namun warga sempat panik mendengar suara yang cukup keras di bagian atap rumah.
Baca juga: Kota Pagaralam dilanda hujan es
"Ukuran batu es yang jatuh hanya berdiameter 1 centimeter, sehingga tidak sampai merusak atap atau bangunan lainnya. Hujan es untuk ketiga kalinya melanda kawasan Cianjur, sebelumnya beberapa bulan lalu, sempat terjadi hal yang sama," katanya.
Ia menuturkan pada Januari, hujan es terjadi di Kecamatan Pasirkuda, sebelumnya pada September, hujan es melanda kawasan Villa Kota Bunga, Kecamatan Cipanas, dimana butiran es berbagai ukuran masuk ke kios dan teras rumah warga.
Baca juga: Hujan es melanda Kota Bekasi
Hujan es, ungkap dia, terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar Indonesia, sehingga warga diimbau tetap waspada, terlebih warga yang tinggal di daerah rawan bencana karena intensitas hujan diperkirakan masih tetap tinggi hingga akhir bulan April.
"Kami imbau warga yang dilanda hujan es tetap siaga dan waspada dengan cara tetap diam di rumah karena hujan deras disertai es berpotensi terjadinya pohon tumbang dan bencana alam lainnya. Terlebih warga yang tinggal di daerah rawan bencana, harus siaga dan segera mengungsi," kata Irfan.
Baca juga: Potensi puting beliung-hujan es diperkirakan terjadi pada April-Mei
Ia menambahkan, hujan deras disertai es juga berpotensi menjadi penyebab pergerakan tanah, terutama di wilayah utara Cianjur dan banjir di wilayah kota dan selatan Cianjur, sehingga pihaknya menyiagakan Retana di masing-masing kecamatan untuk melakukan pemetaan dan segera mengevakuasi warga, jika melihat tanda alam akan terjadinya bencana.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021