Mataram (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia di Nusa Tenggara Barat kembali mengekspor kopi jenis robusta sebanyak dua kontainer atau 44 ton ke Korea Selatan.
Pelepasan dua unit kendaraan truck kontainer bermuatan kopi robusta dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Lalu Gita Ariadi, dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Heru Saptaji, di Mataram, Senin.
"Ini adalah ekspor ketiga kali. Saya mengapresiasi Bank Indonesia bersama dunia perbankan dan moda transportasi laut dan udara yang telah mendukung perluasan ekspansi pasar dengan ekspor sebagai orientasi," kata Sekda NTB H Lalu Gita Ariadi.
Menurut dia, ekspansi pasar ekspor komoditas ke berbagai negara sejalan dengan pembentukan Kementerian Investasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
Untuk itu, Gita juga mendorong semua organisasi perangkat daerah di sektor produksi untuk menjaga kualitas dan kuantitas komoditas yang sudah mampu menembus pasar ekspor.
"Jangan cepat berpuas diri. Sekali berani ekspor, maka kita harus pastikan kontinuinitasnya. Kalau ini sukses, maka perluasan pasar tidak hanya Korea Selatan, tapi ke Mesir, Kanada dan Timur Tengah," ujarnya.
Baca juga: UMKM binaan Bank Indonesia siap ekspor kopi ke lima negara
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan NTB. Ekspor kopi yang dilakukan oleh UD Berkah Alam merupakan komitmen pengiriman 140 ton Kopi jenis robusta ke Korea Selatan.
Keberhasilan pengiriman kembali kopi ke Korea Selatan terwujud melalui sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi NTB, dan otoritas terkait antara lain, yakni Bea Cukai, Balai Karantina Pertanian, Bank Rakyat Indonesia Cabang Praya sebagai penyedia jasa pembiayaan maupun PT Ammar Sasambo Internasional sebagai mitra.
"Dukungan strategis lainya juga diberikan oleh PT Pelindo, PT Angkasa Pura, dan Garuda Indonesia sebagai mitra strategis dalam kegiatan ekspor NTB," ucap Heru.
Untuk menjaga kesinambungan ekspor, menurut dia, perlu penguatan dari sisi hulu berupa peningkatan kualitas produk dan kapasitas produksi.
Oleh sebab itu, pendampingan dan peningkatan kapasitas petani kopi perlu dilakukan oleh pemangku kepentingan.
Baca juga: Manggarai Timur ekspor 36 ton kopi robusta ke Belanda
"Hal tersebut menjadi fokus dari Bank Indonesia saat ini, untuk percepatan dan penguatan ekspor di NTB," kata Heru.
Pewarta: Awaludin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021