Bogor (ANTARA News) - Rencana pemerintah mempersenjatai Satpol PP perlu dipikirkan secara matang karena akan membawa risiko yang sangat besar, kata pimpinan Yayasan Ar-Rahman Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Cecep Sayeful Rijal, Jumat.
Dalam perbincangan dengan ANTARA di Bogor Cecep Syaeful Rijal mengemukakan, Satpol PP tidak perlu dipersenjatai. Penggunaan senjata akan menjadikan korps penegak Perda tersebut semakin "garang" dan dimusuhi masyarakat.
"Rencana mempersenjatai Satpol PP merupakan gagasan yang kurang bijaksana. Pemerintah perlu belajar dari pengalaman dan melihat fenomena yang ada. Satpol PP dalam banyak kasus selalu mengedepankan tindakan yang represif. Kalau dipersenjatai, rakyat akan menjadi korban," papar dia.
Cecep lantas merujuk pada kasus terbaru yang melibatkan konfrontasi Satpol PP dengan masyarakat yaitu bentrok penertiban makam Habib Hasan bin Muhammad al-Haddad atau Mbah Priok di Tanjung Priok Jakarta beberapa bulan lalu.
Kasus yang memakan beberapa korban jiwa tersebut, dipicu oleh tindakan represif Satpol PP, sehingga memancing gelombang perlawanan berantai dari masyarakat.
"Kasus Tanjung Priok menjadi salah satu rekam jejak Sat Pol PP dalam mendekati masyarakat. Kasus-kasus nyaris seryupa banyak ditemukan di daerah. Kalau Satpol PP dipersenjatai, saya kuatir mereka akan semakin sewenang-wenang terhadap masyarakat," ungkapnya.
Pemberian senjata bagi Satpol PP, lanjut Cecep, akan menempatkan korp tersebut sebagai angkatan kelima setelah TNI-Polri. Padahal Sat Pol PP dibentuk sebagai pamong saja, guna menjalankan Perda dan mengayomi masyarakat.
Hal senada diutarakan oleh pimpinan Pesantren Al-Fatah Ciomas, Kabupaten Bogor, KH Saeful Millah. Hematnya, Sat Pol PP tidak perlu dipersenjatai, karena akan semakin membuat korp tersebut dibenci oleh masyarakat.
"Citra Sat Pol PP sejauh ini sangat buruk karena tindakannya yang represif saat bertugas. Kalau dipersenjatai akan membuat Sat Pol PP semakin garang dan represeif dalam bertugas," tegas Saeful.
Menurut Saeful, jika Sat Pol PP dipersenjatai, ia khawatir, para anggota korp tersebut semakin beringas, sehingga memakan korban lebih banyak dari masyarakat sipil yang tidak berdosa.
"Pemerintah harus bijaksana dalam mengambil sebuah kebijakan. Perlu dikaji secara matang dan mendalam, agar tidak menimbulkan persoalan lebih kompleks di kemudian hari," imbuh Saeful.
Firdaus, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), menambahkan, pemberian senjata bagi Sat Pol PP tidak menyelesaikan masalah yang selama ini mereka hadapi di lapangan. Hal tersebut justru akan mendatangkan masalah baru yang jauh lebih besar.
"Jangan mengatasi sebuah masalah dengan mendatangkan masalah baru. Tujuan melindungi anggota Satpol PP dengan senjata akan memakan korban di pihak masyarakat," terangnya.
Dia melanjutkan, persoalan yang dihadapi Satpol PP sejauh ini di lapangan dapat diatasi dengan cara membangun pendekatan yang lebih persuasif dan humanis.
"Ancaman yang dihadapi Satpol PP dalam bertugas tidak perlu diatasi dengan senjata, namun cukup dengan penguatan kapasitas. Satpol PP perlu diajari bagaimana teknik melakukan pendekatan ke masyarakat secara persuasif," katanya.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010