Kabul (ANTARA News/AFP) - Serangan roket dan bom telah menewaskan enam warga sipil Afghanistan dan dua tentara NATO di Afghanistan, Kamis, kata beberapa pejabat.
Warga-warga sipil itu tewas ketika sebuah roket meledak di sebuah pasar di Janikhail, bagian terpencil dari provinsi Paktia di Afghanistan timur, jelas Rahullah Samoon, jurubicara pemerintah provinsi, pada AFP.
Sepuluh orang lainnya terluka, ujar Samoon. Ia tidak dapat mengatakan siapa yang bertanggungjawab, tapi serangan yang sama pada masa lalu telah disalahkan pada gerilyawan Taliban.
Dua tentara NATO tewas di bagian timur dan selatan negara itu, kata Pasukan Penjaga Perdamaian Interasional (ISAF) pimpinan NATO. Aliansi itu tidak memberikan perincian mengenai kejadian itu.
Bagaimanapun, seorng pejabat yang bekerja pada pasukan AS mengatakan seorang tentara AS tewas ketika gerilyawan menembakkan roket ke sebuah pos terdepan Amerika di distrik Asmar, tempat bergolak di perbatasan Pakistan.
Tentara NATO kedua yang kewarganegaraannya tidak diumumkan, tewas akibat serangan bom di tepi jalan di Afghanistan selatan , kata ISAF.
Kematian baru itu menjadikan 341 jumlah tentara asing yang tewas di Afghanistan tahun ini sejauh ini.
Juni mencatat 102 kematian, membuatnya bulan paling mematikan bagi pasukan itu sejak pengerahanya pada 2001.
Rabu malam, seorang pejabat senior polisi Afghanistan, dibunuh di sebuah lembah wisata populer di barat ibukota Kabul, kata polisi.
Mohammad Gul, direktur bagian intelijen polisi anti-kejahatan Kabul, ditembak mati dengan salah seorang pengawalnya, dalam penembakan oleh orang yang naik kendaraan di dekat rumahnya di distrik Paghman, kata kepala bagian kepolisian Sayed Abdul Ghafar Sayedzada.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan itu, kata Sayedzada.
Gerilyawan Taliban telah disalahkan karena pembunuhan yang sama, tapi sebagian besar di kota-kota di selatan tempat perlawanan mereka terhadap pemerintah Presiden Hamid Karzai berpusat.
AS dan NATO memiliki 140.000 tentara di Afghanistan. Sepuluh ribu tentara lainnya akan dikerahkan, sebagian besar ke selatan, dalam beberapa pekan yang akan datang sebagai bagian dari upaya terakhir untuk membalikkan momentum Taliban. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010