Jakarta (ANTARA News) - Pendapatan premi baru industri asuransi jiwa meningkat signifikan sebesar 38,3 persen dari Rp8,7 triliun pada triwulan pertama 2009 menjadi Rp12 triliun pada periode yang sama 2010 (unaudited).
"Penetrasi pasar asuransi jiwa terutama di kelas menengah di Indonesia semakin besar dari tahun ke tahun," kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evelina Pietruschka di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, meningkatnya pendapatan premi baru tersebut disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu meningkatnya kepercayaan dan kredibilitas agen asuransi, dan makin terjangkaunya berbagai produk asuransi dari segi jumlah premi maupun distribusi.
Serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi untuk melindungi masa depan mereka dari berbagai risiko.
Evelina menjelaskan, pendapatan premi asuransi jiwa secara keseluruhan juga meningkat sebesar 28,2 persen dari Rp13,5 triliun di triwulan I 2009 menjadi Rp17,3 triliun di periode yang sama 2010.
Adapun jumlah aset industri secara keseluruhan mencapai Rp145,7 triliun di triwulan pertama 2010, meningkat sebesar 43,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan pendapatan investasi bagi asuransi jiwa di triwulan I 2010 meningkat sebesar 32,4 persen menjadi Rp3,97 triliun dari Rp3 triliun di 2009. Alokasi investasi keseluruhan mencapai Rp118,8 triliun di triwulan I 2010 atau meningkat sebesar 24,9 persen dibandingkan dengan Rp95,15 triliun pada periode yang sama di 2009.
"Peningkatan ini membuktikan bahwa industri asuransi secara kolektif merupakan salah satu investor yang paling aktif dan produktif di pasar ekuitas dan obligasi Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh AAJI di akhir 2009 mengenai "Persepsi Masyarakat terhadap Asuransi" ditemukan bahwa asuransi jiwa telah menjadi produk keuangan yang paling menarik setelah tabungan dan kredit kendaraan bermotor.
Berdasarkan hasil survei tersebut, dari total 1.000 responden, sembilan persen responden yang telah berkeluarga telah memiliki produk asuransi, sementara 13 persen di antaranya memiliki kredit kendaraan bermotor dan 44 persen memiliki tabungan di bank.
Direktur Eksekutif AAJI, Stephen Juwono, mengatakan AAJI akan menggunakan momentum positif tersebut untuk terus meningkatkan sosialisasi akan pentingnya asuransi, terutama untuk asuransi jiwa, kesehatan dan juga pendidikan.
AAJI mencatat produk tradisional asuransi yaitu asuransi jiwa, kesehatan dan pendidikan telah menyumbangkan nilai besar terhadap total pendapatan premi asuransi yaitu Rp7,3 triliun atau 54 persen dari total pendapatan premi industri yang senilai Rp13,5 triliun di kuartal I 2010.
(E014/A023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010