"Program konversi minyak tanah ke gas sudah berjalan tiga tahun, jadi seharusnya dalam satu atau dua tahun, selang, karet atau regulator diganti," kata Jusuf Kalla (JK) usai kuliah umum kemanusiaan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, Jabar, Kamis.
Ia mengatakan, jika tiga perangkat gas elpiji tersebut tidak diganti maka akan mengalami kebocoran dan menimbulkan ledakan.
Jadi kata dia semua kasus ledakan gas elpiji yang ada itu karena kelalaian, yakni sudah bocor tapi tetap menyalakan gas.
"Ketika kita menggunakan kompor minyak tanah juga harus mengganti sumbunya, untuk perawatan. Hal yang sama juga dilakukan untuk perangkat gas elpiji harus diganti," katanya.
Perangkat gas elpiji tersebut, kata dia, harus sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI), sehingga keamanannya terjamin.
Dikatakannya bahwa semua energi mempunyai risiko. "Jadi kita harus selalu merawat perangkat gas elpiji," katanya.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperbaiki kualitas elpiji itu sendiri.
Menurut dia, penyebab kebakaran selama ini adalah 60 persen karena listrik. "Apakah kejadian kebakaran tersebut membuat kita tidak menggunakan listrik," katanya.
Jusuf Kalla juga menegaskan bahwa tidak ada sama sekali tabung gas yang meledak, yang ada hanya kebocoran gas akibat perangkat gas elpiji yang sudah rusak.
Ia menjelaskan kenapa konversi dilakukan, karena waktu itu ribuan orang harus antre minyak tanah, dan semua pihak marah.
"Masalah yang terjadi adalah penanganannya, bukan konversinya," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Depok mulai beralih dari tabung 3 kg ke tabung gas 12 kg, karena banyak peristiwa meledaknya tabung elpiji tiga kilogram di sejumlah daerah.
Selain mengganti tabung gas, mereka juga membeli selang karet serta regulator.
"Kita tidak ingin ketika memasak gas meledak, lebih baik ganti tabung gas," kata Ani, warga Depok I.
Hal yang sama juga dikatakan oleh warga Sukmajaya, Rusliwati.
Ia mengatakan adanya pemberitaan tabung gas elpiji 3 kg yang meledak membuat dirinya khawatir.
"Ketimbang terjadi musibah lebih baik ganti tabung gas yang lebih besar," katanya.()
(T.F006/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Masyarakat kurang memahami bagaimana cara memakai yang benar serta mendeteksi dan langkah apa yang harus dilakukan jika terjadi kebocoran.
Jadi jangan asal bagi2 aja. Buat apa gratis kalo bikin sengsara...
sekarang tergantung masyarakat itu sendiri ,bagaimana mengambil n menyaring masukan dari pemerintah tentang pemakaian gas elpiji ini..
saya petugas penyuluh berusaha untuk masyarakat mw untuk mendengarkan sosialisasi tapi,blm seutuhnya mereka mw mwndengarkan..
dan dampak nya akan terlihat pd masyarakat itu sendiri..
tidak ada gunanya menyalahkan pemerintah karna pemerintah sudah berusaha tuk mengingatkan masyarakat...