Denpasar (ANTARA News)- Siti Munawaroh, wanita asal Surabaya, Jawa Timur terpaksa menjual bayi laki-laki yang baru dilahirkannya lantaran tak mampu membayar biaya persalinan sebesar Rp6 juta di Rumah Sakit Umum Sari Darma Denpasar, Bali.

"Saya pasrah saja, karena tidak ada biaya saya relakan bayi saya untuk diadopsi, yang penting ada yang merawat dan saya bisa membayar biaya persalinan," kata Munawaroh kepada wartawan di RSU Sari Darma di Jalan Pulau Seram I Denpasar, Kamis.

Munawaroh menuturkan, sejak dibawa ke rumah sakit tersebut pada Sabtu lalu (3/7), yakni saat ia mengalami pecah ketuban sejak pukul 07.00 Wita, akhirnya bayi laki-laki hasil perkawinannya dengan Hartoyo terlahir, meski mengalami gangguan infeksi pada paru parunya.

"Bayi saya mungkin kemasukan ketuban cukup banyak, sehingga mengalami infeksi paru paru dan butuh perawatan intensif," ujar dia sembari menambahkan bahwa bayi mungil itu lahir dengan berat tiga kilogram.

Namun kebahagiaan pasangan itu tidak berlangsung lama, sebab setelah mengetahui biaya persalinan yang mesti dibayar sebanyak Rp6 juta, mendadak suami Munawaroh kabur meninggalkan rumah sakit tanpa ada pesan.

"Suami saya hanya meninggalkan KTP di rumah sakit untuk jaminan," ujar Munawaroh dengan raut muka sedih.

Akhirnya, lantaran kebingungan dan ingin secepatnya meninggalkan rumah sakit, ia mengaku terpaksa menempuh jalan dengan menjual bayinya kepada orang lain yang siap untuk mengadopsi anak semata wayangnya itu.

Sang bayi yang terlahir dengan kelainan pada paru parunya itu, kini harus dirujuk dan menjalani perawatan intensif di ruang Neonatus Intensif Care (NCW) Rumah Sakit Umumn Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.

Sedangkan Munawaroh masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Sari Darma. "Saya sedih harus berpisah dengan bayi yang baru saya lahirkan setelah suami saya juga tidak ada dan entah ke mana," ujar Munawaroh dengan mata berkaca-kaca.

Diperoleh keterangan bahwa yang membuat Munawaroh semakin bersedih adalah soal suaminya yang juga memiliki tanggungan untuk sejumlah istrinya yang lain.

"Selama ini suami saya tidak pernah mengajak kontrol kandungan ke dokter karena tidak punya biaya," akunya memelas.

Munawaroh juga mengatakan dirinya sadar menikah dengan Hartoyo yang telah kawin siri dengan enam wanita yang lain, karena ingin mengajaknya bertobat dan memperbaiki diri dan kembali membangun keluarga dengannya.

Namun kini ia mengaku harus menelan kekecewaan lantaran suaminya Hartoyo kabur dan tidak kunjung datang ke rumah sakit.

Akibatnya, ibu bayi yang malang tersebut hingga kini belum bisa keluar dari rumah sakit karena belum membayar semua biaya persalinanan. "Saya malah khawatir biaya akan menjadi semakin membengkak jika tetap berada di rumah sakit," katanya dengan suara terbata-bata. (*)

(T.pso-166/P004/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010