Jakarta (ANTARA) - Meski masih dilanda pandemi COVID-19, umat muslim tetap menjalankan ibadah puasa sambil memperkenalkannya kepada buah hati agar bisa belajar berpuasa sejak kecil.
Orangtua tidak perlu khawatir daya tahan tubuh anak akan menurun selama berpuasa sehingga tidak mampu melawan kuman dan virus penyakit.
dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals, menjelaskan selama anak dipastikan mendapatkan asupan nutrisi yang memadai saat sahur dan berbuka puasa, daya tahan tubuhnya takkan menurun.
“Kunci utama menjaga anak tetap bugar dan daya tahan tubuhnya tetap kuat adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Saat puasa di tengah pandemi COVID-19, orang tua bisa menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dan cukup cairan pada anak saat sahur dan berbuka puasa,” papar dr. Muliaman dikutip dari siaran resmi, Senin.
Terkait daya tahan tubuh anak, riset menunjukkan bahwa orang tua saat ini memang sudah semakin menyadari efek positif nutrisi pada kesehatan dan daya tahan tubuh anak mereka, termasuk kesadaran akan pentingnya asupan nutrisi yang sehat.
Baca juga: Probiotik bisa kurangi cemas? Ini kata peneliti
Survei daring Morinaga Chil*Go! pada akhir Februari 2021 menunjukkan hampir 85 persen ibu di Indonesia menjadikan asupan nutrisi menjadi prioritas mereka selama pandemi COVID-19, dan bahkan lebih dari 86 persen mengaku sangat ketat memastikan asupan makanan bergizi seimbang untuk anak setiap hari.
“Pada saat berpuasa atau belajar puasa, anak tetap membutuhkan nutrisi harian yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) agar setiap proses biologis yang terjadi dalam tubuhnya dapat berjalan dengan optimal," kata dia.
Oleh karena itu, anak juga harus mendapatkan nutrisi lain yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah asupan probiotik dan prebiotik.
"Penting bagi orang tua memastikan agar anak mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkannya pada saat sahur dan berbuka puasa,” lanjut dr. Muliaman.
Probiotik adalah bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan sedangkan prebiotik adalah sejenis serat yang menjadi sumber makanan bakteri baik termasuk probiotik agar bisa tumbuh, berkembang dan bekerja dengan efisien.
Saat pemberian prebiotik, kadar bakteri dalam saluran pencernaan menjadi seimbang, sehingga nutrisi yang diperoleh tubuh dapat diserap dengan baik dan juga bisa merangsang sistem imunitas tubuh. Penyerapan nutrisi yang baik kemudian bisa membuat sistem kekebalan tubuh anak bekerja dengan optimal, meskipun anak sedang belajar berpuasa, baik setengah hari, maupun seharian penuh bagi anak yang sudah lebih besar.
Salah satu jenis prebiotik yang diakui secara ilmiah adalah serat pangan inulin. Secara alami, serat pangan inulin dapat ditemukan pada berbagai buah-buahan, sayuran, umbi-umbian seperti Chicory Root.
“Efek menguntungkan serat pangan inulin terutama berperan di usus besar. Usus adalah organ terbesar untuk membantu sistem pertahanan tubuh. Manfaat inulin sebagai nutrisi yang esensial selain untuk kesehatan saluran cerna dan imunitas tubuh juga dapat berdampak positif pada kesehatan di kemudian hari yaitu mengurangi risiko obesitas, penyakit radang usus, dan alergi,” jelas dr. Muliaman.
Prebiotik di dalam serat pangan inulin juga membantu penyerapan kalsium dan mendorong kepadatan tulang, serta mengatur rasa kenyang. Nutrisi inilah yang perlu ada dalam menu makanan anak sehari-hari, terutama saat anak belajar berpuasa atau sedang berpuasa.
Baca juga: BPOM RI komitmen dukung pengembangan obat berbahan alam
Baca juga: Asosiasi Akuakultur: Probiotik tingkatkan daya tahan komoditas udang
Baca juga: Waspadai dysbiosis pada anak dan cara mencegahnya
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021