Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 100 warga Provinsi Aceh dilaporkan sembuh dari infeksi virus corona pada Ahad sehingga total pasien yang telah terbebas dari virus itu mencapai 8.650 orang.
"Banyak pasien yang sembuh setiap hari sangat kita syukuri, tapi penambahan kasus konfirmasi positif harian juga harus mendapat perhatian,” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Ahad.
Data Dinas Kesehatan Aceh menyebutkab, penambahan pasien sembuh itu paling banyak warga Banda Aceh 68 orang, Aceh Besar 16 orang, Aceh Tamiang tiga orang, warga Langsa, Bener Meriah dan Aceh Timur masing-masing dua orang, Aceh Tengah, Aceh Barat dan Subulussalam satu orang serta empat orang lainnya warga luar daerah Aceh.
Selain itu juga terdapat penambahan 43 kasus positif baru, meliputi warga Banda Aceh 13 orang, Aceh Besar enam orang, Bireuen dan Aceh Tamiang sama-sama empat orang.
Selanjutnya warga Kabupaten Pidie dan Aceh Tengah tiga orang, Aceh Timur, Gayo Lues dan Nagan Raya masing-masing dua orang, Langsa satu orang serta tiga warga lainnya asal luar daerah Aceh.
“Hari ini dilaporkan satu warga meninggal dunia yang berasal dari Kota Lhokseumawe," katanya.
Baca juga: Bertambah 121, pasien sembuh COVID-19 di Aceh capai 8.437 orang
Baca juga: 43 ribu petugas pelayanan publik Aceh sudah divaksinasiSecara akumulatif kasus COVID-19 di daerah Tanah Rencong itu telah mencapai 10.300 orang, di antaranya para penyintas yang sembuh 8.650 orang, pasien yang masih dirawat 1.243 orang dan kasus COVID-19 yang meninggal dunia 407 orang.
Ia menjelaskan setiap penambahan satu kasus positif baru maka berpeluang muncul empat kasus baru dari hasil penelusuran (tracing) kontak eratnya yang dilakukan petugas medis.
Karena itu dia meminta perlu kerjasama masyarakat dan tenaga kesehatan dalam menghadapi fenomena penularan virus corona. Tidak cukup hanya mengandalkan peran tenaga kesehatan, karena penularan virus corona bergerak lebih cepat.
Kata dia sangat penting untuk disiplin melindungi diri dan keluarga dengan gerakan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak secara fisik, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilitas dan interaksi dengan orang lain.
“Masyarakat yang berada di garda paling depan melindungi diri, keluarga dan secara bersama-sama menjaga keselamatan masyarakat di sekitarnya,” katanya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021