"Saya secara pribadi tidak ada masalah dengan Pak SBY, gak tahu kalau Pak SBY, kalau itu silakan tanya Pak Presiden," kata Din seusai serah terima pengurus PP Muhammadiyah di Jogjakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa hubungan dirinya dengan Presiden RI cukup baik. Dalam berbagai kesempatan, kata Din, mereka acap berbincang empat mata.
Kesempatan bertemu di acara resmi juga cukup sering. Karena itu dia menilai tidak perlu mempermasalahkan hubungannya dengan Presiden RI.
Mengenai ketidakhadiran Presiden di pembukaan Muktamar ke-46 Muhammadiyah, Din menilai Presiden bersedia membuka secara langsung melalui hubungan satelit dari kota Madinah Al Munawaroh sudah cukup menunjukkan perhatian pada muktamar sekaligus peringatan Satu Abad organisasi keagamaan itu.
Pembukaan itu disiarkan di televisi dan di pancarkan ke seluruh Indonesia, kata Din, dan masyarakat menyaksikannya.
Kepedulian pemerintah juga ditiunjukkan pada rencana kedatangan Wapres Boediono yang akan menutup Muktamar pada Kamis pagi.
"Itu sudah cukup menunjukkan kepedulian pemerintah pada Muhammadiyah," kata Din.
Menyinggung terpilihnya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk kedua kalinya dan peluang pada Pemilu 2014, Din mengatakan dirinya merasa cukup menjadi "Presiden" Muhammadiyah.
"Ketua umum itu artinya presiden juga, jadi beda sedikitlah dengan Presiden Indonesia, Saya cukup jadi Presiden Muhammadiyah saja," katanya.
(E007*E001/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010