normalisasi sungai itu salah satu solusi dalam mengatasi banjir
Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) - Pelaksana tugas Camat Badau Edi Suharta mengatakan banjir yang terjadi di Kecamatan Badau Minggu dinihari, terjadi akibat curah hujan, pendangkalan sungai serta banyaknya tumpukan sampah di pemukiman penduduk di sekitar Sungai Badau.
"Saya melihat sungai Badau itu sudah dangkal perlu dilakukan normalisasi, karena memang genangan air tidak cepat terbuang karena banyak sekali sampah di sungai," kata Edi Suharta, dihubungi ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu.
Disampaikan Suharta, penyebab banjir tidak semata-mata karena hujan, namun banyaknya rumah masyarakat yang berada tepat di pinggiran Sungai Badau, sehingga sampah yang hanyut menumpuk memperlambat aliran arus air.
Menurut dia, untuk mengantisipasi banjir ke depannya, memang perlu dilakukan normalisasi sungai Badau, serta perlunya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai tersebut.
Baca juga: Banjir landa Badau di perbatasan Indonesia-Malaysia
Suharta menyebutkan Kecamatan Badau terdiri dari sembilan desa, empat desa diantaranya rawan terjadi banjir yaitu Desa Sebindang, Badau, Janting dan Desa Pulau Majang.
Dikatakan dia, banjir yang terjadi di beberapa desa di Badau biasanya terjadi hanya beberapa hari saja, namun untuk Desa Pulau Majang banjir bisa lama, karena Pulau Majang berada di danau.
"Saat ini memang kondisi banjir di Badau berangsur surut, namun merendam beberapa pemukiman penduduk dan fasilitas umum lainnya, termasuk jalan negara penghubung enam desa," kata Suharta.
Dirinya berharap tidak ada hujan susulan, sehingga kondisi banjir benar-benar surut dan aktivitas masyarakat bisa berjalan seperti biasanya.
Ia juga menyampaikan akan terus melakukan koordinasi dengan Pemkab Kapuas Hulu, terutama upaya normalisasi Sungai Badau.
Baca juga: Bea Cukai-kaum milenial bantu korban banjir di perbatasan RI-Malaysia
Baca juga: BNPB : Kapuas Hulu status tanggap darurat bencana banjir
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021