Kendari (ANTARA News) - Sebanyak 20 putra dan putri asal Australia akan belajar budaya di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara melalui program pertukaran pemuda Indonesia-Australia. Bupati Wakatobi Hugua, melalui telepon, Kamis menjelaskan, dipilihnya Kabupaten Wakatobi sebagai penempatan pemuda Australia melalui program itu karena dirinya merupakan mantan pemuda Indonesia yang belajar budaya Australia dalam program serupa. "Alasan yang disampaikan dari Kementrian Pemuda dan Olahraga seperti itu. Wakatobi dipilih sebagai penempatan program pertukaran pemuda Indonesia-Australia karena saya sendiri pernah ikut program itu di Australia," kata Hugua, Menurut Bupati, sebelum para pemuda Australia tersebut ditempatkan di Wakatobi, akan lebih dahulu tinggal di Kendari, ibukota Provinsi Sultra, untuk belajar dan diperkenalkan dengan berbagai budaya khas Sultra selama 20 hari. Setelah mengetahui budaya Sultra secara keseluruhan, para pemuda tersebut lalu ditempatkan di Wakatobi, untuk belajar khusus budaya dan tradisi masyarakat Wakatobi. "Di Wakatobi, para pemuda Australia itu akan tinggal selama tiga bulan. Setiap pemuda akan di tempatkan di rumah warga. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah memahami tradisi Wakatobi, terutama dalam menjalani kehidupan senari-hari," katanya. Wakatobi memiliki beragam tradisi lisan yang unik dan menarik untuk dipelajari. Berbagai tradisi unik tersebut antara lain, adanya keyakinan masyarakat bahwa di alam bawah laut ada mahluk laut bernama embu yang hidup dalam karang. Jika karang tempat embu tersebut dirusak, maka embu tersebut akan dendam kepada perusaknya, dan ketika si perusak karang berlayar kembali ke laut, akan ditelan embu bersama perahunya. "Keyakinan dari leluhur itu hingga saat ini masih terus melekat di hati masyarakat Wakatobi. Itu sebabnya, masyarakat Wakatobi sangat arif dan hati-hati dalam menggunakan sumber daya laut, terutama terumbu karang. Sebab itu tadi, terumbu karang diyakini sebagai tempat embu tumbuh dan berkembang," katanya. Dalam menghormati penguasa laut tersebut, kata Hugua, setiap tahun masyarakat Wakatobi melarung sesajen di tengah laut. Sesajen yang dikemas dalam tradisi bangka mbule-mbule itu kepada penguasa alam agar melimpahkan rezeki dan menjauhkan para nelayan dari bahaya akibat amukan gelombang laut. "Tradisi ini digelar setiap memasuki musim paceklik di laut. Seluruh masyarakat nelayan, terutama masyarakat Suku Bajo, tumpah ruah di laut menyemarakan tradisi ini," katanya. Tradisi lain yang juga sangat unik adalah kabuenga. Tradisi kabuenga diyakini masyarakat Wakatobi sebagai tempat mempertemukan jodoh bagi muda mudi. "Muda mudi yang ikut dalam kabuenga, biasanya langsung ketemu jodoh dan menikah. Artis Hanung Bramantio dan Zaskiah Meca, menikah setelah ikut kabuenga di Wakatobi," kata Hugua. Penempatan pemuda Australia di Wakatobi tersebut akan dimulai Desember. Rencanya, Pemerintah Kabupaten Wakatobi juga akan menyertakan pemudanya ikut tinggal di Ausrralia, mempelajari budaya Australia. (T.PSO-178/S018/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010