"Sejak kenaikan TDL, omzet usaha kami menurun drastis hingga 50 persen. jelas ini sangat merugikan bagi pengusaha seperti kami," kata H Ujang Sumanta pemilik Anugrah Konveksi di Tangerang, Kamis.
Ujang mengatakan, kenaikan TDL seharusnya tidak dilakukan saat ini. Karena menyebabkan para pengusaha konveksi resah yang menggunakan listrik untuk memproduksi produknya.
Apalagi, orderan saat ini sedang meningkat dari hari biasanya seperti pembuatan seragam sekolah dan pakaian untuk Hari Raya Idul Fitri.
"Karena tarif listrik yang naik, kita pun terpaksa harus menghitung ulang agar tidak rugi," ujarnya.
Tak hanya listrik, Ujang menambahkan, harga kain sejak dua bulan ini pun ikut mengalami kenaikan hingga 10 persen mencapai Rp 26 ribu setiap yar.
Akibatnya, usaha konveksi yang terletak di wilayah Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren dan memiliki tiga cabang ini pun harus mengambil resiko dengan tidak menurunkan harga produksi untuk menjaga pelanggan serta antisipasi tidak terjadinya kebangkrutan.
"Resikonya, pendapatan kami yang menurun drastis. Kalau tahun lalu setiap bulan meraih Rp 225 juta tetapi sekarang pendapatan hanya dibawah Rp 100 juta," jelasnya.
Ilham Wahyudi (30) pemilik konveksi Quin Tekstil menuturkan, kenaikan tarif listrik menyebabkan penurunan pendistribusian hasil produksinya yang hanya 30 persen. sedangkan sisanya, dijual dengan sistem order.
"Tahun ini kami tidak bisa banyak mendistribusikan produk tetapi lebih mengutamakan orderan untuk menjaga pendapatan," tukasnya.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010