Samarinda (ANTARA News) - Kawanan perampok bersenjata api menggasak uang Rp675 juta dari Kantor Cabang Pembantu (KCP) UOB Buana Dokter Sutomo Samarinda, Kalimantan Timur, kemarin (7/7).

Dilaporkan, aksi perampokan di KCP UOB Buana yang berada persis di depan pasar tradisional terbesar di Samarinda, Pasar Segiri tersebut berlangsung sekitar pukul 14.15 WITA.

Kepala Bagian Operasi (Kabag) Ops Poltabes Samarinda, Komisaris Akhmad Yusef Gunawan, kepada wartawan menyatakan, kawanan perampok yang diduga berjumlah lebih tiga orang itu beraksi saat karyawan bersiap-siap menutup operasional Bank Buana.

"Perampokan itu berlangsung ketika bank akan tutup. Jadi, saat terjadi perampokan, hanya ada tujuh orang yang berada di kantor Bank Buana, tiga di antaranya wanita dan empat laki-laki," katanya.

Mereka langsung masuk dan mengikat seorang satpam, dua office boy (OB), dan Kepala KCP Bank Buana, serta menutup mulut seorang karyawati yang tengah hamil dengan menggunakan lakban.

Perampok lainnya, kata Akhmad Yusef Gunawan, memaksa dua karyawati lainnya untuk menyerahkan uang yang ada di Bank Buana tersebut.

Polisi, kata dia, masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap aksi perampokan yang tergolong nekat tersebut.

"Kami telah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) untuk mencari bukti yang bisa dijadikan petunjuk terkait dengan aksi perampokan itu," ujarnya.

Pihaknya juga masih terus meminta keterangan karyawan, satpam dan Kepala KCP Bank Buana yang menjadi korban perampokan tersebut.

Terkait dengan senjata api yang digunakan dalam aksi perampokan itu, dia mengatakan, "Kkami belum bisa memastikan sebab masih berdasarkan keterangan dari saksi.".

Dikatakan, modus yang digunakan sama persis dengan aksi perampokan yang terjadi di Kantor BRI Lampake pada tahun 2009. Saat itu, pelaku menyatroni kantor BRI ketika personel tengah melakukan simulasi sistem pengamanan (sispam) kota menghadapi pemilu legislatif.

"Kali ini pelaku juga beraksi saat personel tengah melakukan latihan sispam kota menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Kota Samarinda," kata Kabag Ops Poltabes Samarinda.

Salah seorang saksi mata di lokasi kejadian, Widya, mengatakan sebelum melihat seorang wanita keluar dari KCP UOB Buana sambil menangis, dia sempat mendengar suara alarm.

"Saya tidak tahu kalau di kantor Bank Buana itu terjadi aksi perampokan, padahal saya sempat mendengar suara alarm dan tak lama ada seorang wanita yang keluar dari Bank Buana sambil menangis. Saya baru tahu setelah orang berdatangan," kata pelayan sebuah rumah makan yang berada persis di samping kantor KCP UOB Buana tersebut.

Seusai menjalani pemeriksaan di Poltabes Samarinda, Kepala KCP UOB Buana, Kaffrawi Yahya, mengaku dirinya tidak menduga jika keempat pria yang masuk ke KCP UOB Buana tersebut adalah kawanan perampok.

"Mereka datang dengan berpakaian rapi dan memakai baju batik, layaknya sebagai nasabah sehingga kami sama sekali tidak curiga. Saat berada di dalam kantor, mereka langsung memukul kepala dan menyuruh kami tengkurap di lantai, kemudian mengikat tangan saya dengan tali plastik dan menutup mulut saya menggunakan tas kresek," katanya.

"Saya tidak berani menatap wajah mereka sebab salah seorang di antaranya membawa senjata api jenis pistol, dan gagang senjata itulah yang dipukulkan di kepala saya. Mereka kemudian memaksa dua karyawati untuk menyerahkan seluruh uang tersebut," ungkap Kepala KCP UOB Buana dr. Sutomo itu.

(A053/D007/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010